Senin, 06 Februari 2017

Sejarah Perkembangan Agama Hindu di Indonesia

Sejarah Agama Hindu masuk ke Indonesia menurut para ahli dan sarjana melalui berbagai cara dan disebarkan lebih dari satu golongan, namun secara umum masuknya Hindu ke Indonesia oleh kaum Brahmana dan Waisya dengan cara berdagang, pertukaran barang dan kontak kebudayaan. Perkembangan Hindu di Indonesia sangat cepat dan menyebar di berbagai daerah, terbukti banyak peninggalan-peninggalan jaman kerajaan Hindu yang ada di banyak daerah.

Mulai dari Kerajaan Kutai Kalimantan Timur, pada tahun 400 masehi, telah didapatkan sebuah Yupa di tepi Sungai Mahakam Kalimantan Timur. Isi Yupa tersebut memberi bukti-bukti keHinduan yang tertua di Indonesia. Yupa tersebut menggunakan Huruf Pallawa dengan bahasa Sansekerta. Dari 7 buah Yupa yang ditemukan, bisa dikatakan bahwa pada jaman kerajaan ini adalah merupakan penganut Siwaitis atau Waprakeswara yang merupakan suatu tempat suci yang berhubungan dengan dewa Iswara (nama lain dari Dewa Siwa). Kerajaan Kutai ini dipimpin oleh raja Mulawarman.

Pada Abab ke 5 Hindu berkembang di daerah Jawa Barat ditandai dengan kerajaan Taruma Negara dengan rajanya yang bernama Purnawarman. 7 buah Prasasti dan batu-batu yang bertuliskan Huruf Pallawa memakai bahasa Sansekerta. Ketujuh prasasti tersebut dijumpai di Ciaretium, Kebon Kopi, Jambu, Pasir Awi, Muara Cianten, Tugu  dan Lebak. Dari Prasasti yang ditemukan itu menerangkan bahwa raja Purnawarma menganut agama Hindu dengan menokohkan Dewa Wisnu sebagai pemberi sumber Kemakmuran. Hal itu jelas tertulis pada prasasti Tugu, dalam pemerintahan raja 
Purnawarman menggali sungai Gomati dan pemberian hadiah 1000 ekor lembu kepada para Brahmana. Selain prasasti juga ditemukan Arca Perunggu menggambarkan Dewa Wisnu di Cibuaya.

Setelah Jawa Barat, pengaruh Hindu masuk ke Jawa Tengah sekitar abab ke 6 yang ditandai dengan ditemukannya Prasasti Tuk Mas dan Prasasti Canggal yang dikeluarkan oleh raja Sanjaya sekitar tahun 654 dengan Candra Sengkala “Sruti Indria Rasa” keseluruhan prasasti itu terdiri dari 12 bait yang memuat tentang pemujaan Dewa Siwa, Dewa Wisnu dan Dewa Brahma.

Di Zaman berikutnya Agama Hindu berkembang di daerah Jawa Timur, dibukutikan dengan ditemukannya prasasti Dinoyo pada tahun 682 saka memakai huruf Jawa Kuno dan bahasa Sansekerta. Isi prasasti tersebut menerangkan bahwa raja Simha dari kerajaan Kanyuruhan mengadakan upacara besar berserta para pendeta dan penduduk negeri. Candi Badut di Malang merupakan salah satu  bukti  jejak Hindu di Jawa Timur. Dengan berakhirnya kerajaan Kanyuruhan maka muncullah dinasti Isana Wamsa dengan rajanya Empu Sendok. Pada zaman ini buku-buku keagamaan disusun. Pada tahun 991-1016 dalam pemerintahan Dharmawangsa disusun kitab hukum bernama Purwadigama yang mengambil dari sumber kitab Weda Smerti. Selain itu kitab Mahabarata disalin dari india ke bahasa Jawa Kuno sebanyak 9 Parwa. Selanjutnya pada pemerintahan Airlangga di Pasuruan jawa Timur tahun 1019-1042, disusun kitab Arjuna Wiwaha oleh Mpu Kanwa. Airlangga mempunyai 2 putra, supaya tidak terjadi perebutan tahta melalui pertolongan Mpu Bharadah pada tahun 1041 kerajaan dibagi menjadi 2. Kerajaan Jenggala Singasari dan kerajaan Panjalu kediri.


Selanjutnya pada Zaman kerajaan Singosari pada tahun 1042-1222 masehi, Ken Arok sebagai raja pertama digelari Bhatara Guru. Peninggalan yang membuktikan Ken Arok penganut Hindu adalah berdirinya candi Kidal, Candi Jago dan Candi Singosari. Pada abab 13 berakhirlah masa Singosari sehingga muncul kerajaan Majapahit.  Puncak kejayaan kerajaan Majapahit pada tanggal 1293-1528 kehidupan beragama hidup secara berdampingan secara rukun antara Siwa, Wisnu dan Budha Mahayana. Berdirinya candi Penataran dan candi Simping  di Blitar terdapat arca yang merupakan perwujudan Raden Wijaya pendiri kerajaan Majapahit.  Dengan Rajanya Hayam Wuruk dan patih Gajah Mada kerajaan Maja Pahit dikenal sebagai kerajaan yang kuat dan mampu menguasai wilayah di luar Indonesia. Di zaman pemerintahan ini pula kerajaan surut seiring dengan itu perkembangan Agama Hindu mulai mengalami kemunduran.

2 komentar: