Selasa, 24 Januari 2017

Persembahyangan Purnama dan Tilem Penting dan Wajib hukumnya kepada setiap Umat Hindu



Semoga selalu dalam Lindungan dan Kasih Tuhan..

Hari Purnama dan Tilem datang setiap 15 hari. Dari hari Purnama mencari Tilem ada 15 Panglong atau 15 hari, sedangkan dari hari Tilem mencari Purnama ada 15 Penanggal atau 15 hari. Dari Purnama mencari Purnama kembali lamanya 30 hari, begitu juga dari Tilem mencarai Tilem kembali lamanya 30 hari. Sehari setelah Purnama sampai Tilem disebut Panglong, sedangkan sehari setelah Tilem sampai Purnama disebut Penanggal. Sehari sebelum hari Purnama disebut dengan Purwanining Purnama (Penanggal 14), sedangkan sehari sebelum hari Tilem disebut dengan Purwanining Tilem (Panglong 14). Hal inilah yang perlu diperhatikan dan diingat dalam menentukan hari-hari suci yang terletak pada Purnama dan Tilem tersebut.

Pada saat Purnama dan Tilem umat Hindu hendaknya melakukan persembahyangan, karena Purnama dan Tilem merupakan waktu yang tepat sekali melakukan pemujaan. Saat Purnama bulan bersinar penuh yang merupakan Hari beryoganya Parameswara, Sang Hyang Purusangkara disertai para Dewa-Dewa, Widyadara-Widyadari turun membersihkan diri dan menyucikan alam semseta beserta isinya. Pemujaan yang ditujukan kepada Sang Hyang Candra sebagai dewa kecemerlangan dan merupakan cahaya suci dari Sang Hyang Widi Wase. Sedangkan saat Tilem, pada saat bulan gelap yang mana posisi bulan berada di antara matahari dan bumi sehingga pada saat Tilem dilakukan pemujaan untuk Sang Hyang Surya. Pemujaan pada saat Tilem diyakini oleh Umat Hindu sebagai penyucian diri menghapuskan segala mala yang ada dalam diri, karena saat Tilem Sang Hyang Surya melakukan Samadhi memohon kesucian dan keselamatan kepada Hyang Widi. Persembahan yang bisa dipakai saat Purnama dan Tilem adalah berupa Canang Sari, Ajuman, Daksina dan Pejati.

Purnama dan Tilem sudah dirayakan oleh Nenek Moyang di Negeri Nusantara, sebelum pengaruh Hindu datang ke Indonesia. Dari sumber-sumber yang dapat dipercaya, bahwa hari suci Purnama Tilem erat kaitannya dengan keberadaan Dinasti Candra. Dinasti Candra menganggap bahwa leluhurnya dahulu adalah berasal dari keturunan suci, yang diturunkan ke bumi sebagai Dewa Candra atau Dewa Bulan.Sakti atau istri Dewa Candra itu disebut Dewi Soma. Dewa Candra dan Dewi Soma inilah kemudian menurunkan wangsa Candra. alam kurun waktu yang berabad-abad kemudian keturunan bangsa dari Dinasti Candra muncul kepercayaan, bahwa bulan Purnama dan Tilem adalah sebagai hari suci bangsa bersangkutan. Kepercayaan ini kemudian dianut oleh berbagai kepercayaan di belahan Negeri Timur dari berbagai sekta. Akhirnya hari suci Purnama dan Tilem juga dipercaya oleh Umat Hindu di Nusantara sebagai hari sucinya. Bagi umat Budha hari suci “WaiƧak” yang bertepatan dengan Purnama mempunyai keistimewaan tersendiri. Karena pada Bulan Purnama pula beliau mencapai pencerahan (Nirwana). Begitu pula beliau wafat pada bulan Purnama juga  (Suprapto, 2012)

Dari uraian di atas, hendaknya kita sebagai umat Hindu senantiasa melakukan Pemujaan pada saat Purnama dan Tilem, supaya kesucian Pikiran dan Jiwa tetap terjaga. Di samping itu, dengan seringnya kita melakukan pemujaan, maka sang diri akan semakin dekat dengan sumbernya. Sepatutnya pemujaan persembahyangan Purnama dan Tilem tidak hanya dilakukan di sanggah Rumah saja, melainkan sebaiknya juga melakukan persembahyanga di Pura Jagat sehingga selain kita mendapatkan kesucian, dengan sembahyang bersama kita dapat menjalin hubungan dengan orang lain secara harmonis. Sembahyang secara bersama-sama juga memiliki kualitas persembahyangan yang lebih tinggi, dikarenakan pada saat mengucapkan nama suci Tuhan secara bersamaan, getaran-getaran energi suci dan Positif semakin bersar terpancar dan getaran-getaran suci itu dapat memberikan Anugerah kemulian pikiran dan kedamaian terhadap orang yang bersembahyang pada saat itu.

Semoga seluruh isi alam semesta ini berbahagia dan sejahtera..

Damai, damai, dan damai selamanya..

Sabtu, 21 Januari 2017

HARI SUCI SARASWATI


Semoga selalu dalam lindungan dan kasih Tuhan..

Hari Saraswati adalah hari suci untuk memuja Tuhan dalam manifestasinya sebagai Dewi Saraswati, hari suci ini hadir setiap 210 hari tepatnya Sabtu Umanis Wuku Watugunung. Hari suci Saraswati diperingati merupakan hari peringatan turunnya Veda/Ilmu Pengetahuan.  Sehingga hari suci Saraswati sangat penting sekali dan moment yang sangat sakral bagi kaum pelajar, mahasiswa, dosen dan cendikiawan-cendikiawan Hindu. Karena bagi mereka moment ini dijadikan sebagai moment pemantapan diri untuk mengucapkan syukur dan mohon bimbingan supaya Ilmu yang telah didapat dapat bermanfaat bagi kehidupan ini.

Perayaan hari Suci Saraswati umumnya dilakukan di pagi hari, karena pagi hari merupakan waktu yang tepat untuk melakukan pemujaan supaya Sang Hyang Widi senantiasa mengaugrahkan Kecermerlangan pikiran dan kekuatan pikiran untuk menumbuhkan ilmu pengetahuan. Ilmu pengetahuan merupakan modal dasar dari manusia untuk menumbuhkan dan menguatkan Sradha dan bhakti. Dalam konteks perayaan hari Saraswati, selalin memperingati Hari Turunnya Ilmu pengetahuan, di malam harinya juga dikenal dengan Malam Satra yang mana malam satra ini menjadi moment untuk menggali ilmu pengetahuan suci secara mendalam.

Hari raya Saraswati sangat penting kita kenal dan maknai secara mendalam, kata Saraswati berasal tiga suku kata, yaitu Sara yang artinya Dia yang memberi, Swa artinya Diri Sendiri dan Thi artinya Dia Yang Mengetahui. Jadi Saraswati artinya Dia yang mengetahui dan memberi pengetahuan . Dewi Saraswati dilukiskan sebagi Dewi yang sangat cantik dan bertangan empat yang masing-masing memegang Kropak, Wina, Ganitri dan teratai yang ada didekatnya, burung merak dan angsa.  Adapun simbol dari semua itu adalah sebagai berikut:

-          Dewi yang sangat Cantik ilah simbol dari ilmu pengetahuan adalah sangat menarik, Mulia dan Indah.
-          Kropak sebagai Simbol Sumber Ilmu Pengetahuan.

    Wina sebagi simbol ilmu pengetahuan menyebabkan rasa yang sangat halus dan memberikan rasa nyaman.

-      Genetri adalah simbol dari ilmu pengetahuan yang bersifat kekal dan tak terbatas, tidak akan habis dipelajari.

-          Teratai adalah simbol dari kesucian, artinya pengetahuan itu sangat suci.

-   Merak adalah simbol kewibawaan dan berkedudukan apabila orang telah menguasai illmu pengetahuan.

-          Angsa adalah simbol dari ilmu pengetahuan itu sangat bijaksana, dapat membedakan mana yang baik dan mana yang tidak baik, walaupun dalam kondisi yang tidak baik.

Ilmu pengetahuan dikatakan sangat mulia apabila seseorang yang telah memiliki ilmu pengetahuan digunakan sebagai kebaikan bersama dan ditularkan kepada orang lain. Ilmu pengetahuan dikatakan sangat bijaksana apabila seseorang yang telah memilikinya dapat membedakan mana yang baik  dan mana yang tidak baik, walaupun dalam kondisi tidak tertekan.

Dengan Perayaan Saraswati, mari kita tuntut dan  henti-hentinya mengejar Ilmu pengetahuan guna membentuk diri menjadi orang yang mandiri dan teguh dalam menghadapi persoalan apapun yang terjadi dalam kehidupan ini. Di era persaingan yang ketat seperti ini, Ilmu pengetahuan itu adalah yang paling utama dan penting. Selamat hari Saraswati.

Semoga seluruh isi alam semesta ini berbahagia dan sejahtera..

Damai, damai, damai selamanya dan di mana-mana..

Kamis, 19 Januari 2017

TIGA UNSUR YANG MEMBUAT KITA BAIK!


Semoga selalu dalam Lindungan dan Kasih Tuhan..

Siklus kelahiran sebagai manusia memang tidak bisa dihindari jika sang Atma masih memiliki ikatan karma di dunia ini. Ketika lahir menjadi manusia, saat itulah diberikan kesempatan untuk melepaskan ikatan karma yang masih tersisa di dunia ini. Lahirnya manusia ke dunia secara unsur di dalamnya memiliki unsur pembentuk yang disebut badan Fisik, unsur sang pemberi kehidupan/kekuatan yang disebut  Jiwa dan unsur penggerak yang disebut Budi/Kesadaran. Itu yang menyebabkan manusia memiliki Tri Pramana (Bayu, Sabda dan Idep). Sehingga kelahiran menjadi manusia adalah hal yang paling utama, karena manusia dapat membedakan mana perbuatan yang baik, mana perbuatan yang tidak baik.

Dalam melepaskan ikatan karma yang masih tersisa di dunia, manusia sering kali diberikan tantangan atau ujian dalam menjalani kehidupan ini, sehingga kita sebgai manusia seringkali mengalami kesulitan-kesulitan yang menyebabkan kita  justru terjerumus dalam karma yang tidak baik. Namun tidak selamanya tantangan atau ujian  itu dapat menyebabkan terjerumusnya kita ke dalam karma yang tidak baik ketika  kita dapat meyadari secara betul siapa diri kita sebenarnya.

Di dalam diri kita memiliki tiga lapisan/usur  yang menyebabkan kita bisa berbuat baik. Lapisan tersebut adalah, Badan Kasar/Jasmani, Badan Halus/Budi, Pikiran, indria dan Jiwa/penyebab Hidup. Ketiga unsur inilah yang dapat melepaskan ikatan karma dalam kehidupan ini, sekarang pertanyaannya adalah bagaimana caranya supaya ketiga unsur ini dapat bekerja dan berfungsi sebaik mungkiin supaya perbuatan-perbuatan yang muncul adalah perbuatan yang baik dan dapat melepaskan sisa karma yang tersisa. Maka dari itu kita harus paham betul apa bagaimana cara merawat dan meningkatkan kualitas ketiga unsur tersebut.

Dalam susastra suci disebutkan:

“ Badan dibersikan dengan air, pikiran  dibersikan  dengan kejujuran,  atma dibersihkan dengan ilmu pengetahuan dan  tapa brata, budi dibersikan dengan perbuatan/korban suci”

Dengan petunjuk sastra suci di atas, untuk menjadikan ketiga lapisan/unsur yang ada di dalam diri kita dapat berfungsi dengan baik, maka unsur-unsur tersebut dirawat dan dijaga. Bagaimana caranya?

1.      Badan kasar/Jasmani
Supaya jasmanai kita bisa kuat dan segar, harus kita rawat dengan cara membersikannya dengan cara mandi yang teratur dan merawatnya dengan cara memberi makan yang bergizi tentunya dengan makanan yang menyejukan dan menbuat badan kita terasa enak serta olahraga yang cukup.

2.      Badan Halus atau Pikiran/Kesadaran
Badan halus atau pikiran merawatnya dengan cara selalu berpikir baik, berbuat baik dengan segala laku kejujuran. Karena dengan perbuatan itu kita dapat penilaian dari orang lain, bagaiman kualitas budi atau kesdaran yang kita miliki. Dengan selalu berbuat baik dan juju, maka kita tidak akan takut di manapun kita berada.

3.      Jiwa atau Roh
Jiwa merupakan percikian suci dari Tuhan, apabila kita benar merawat sang jiwa maka sifat-sifat Tuhan yang Baik akan selalu dapat melekat dalam diri kita. Cara merawat Jiwa yang ada dalam tubuh adalah dengan cara selalu berbakti, mengucapkan nama suci Tuhan setiap saat dan pengetahuan suci. Jiwa adalah sangat dekat denga hati nurani kita, jika kita melakukan sesuatu sesuai dengan hati nurani, maka jelas hasilnya karma yang baik.

Untuk menghindari rasa ego, sombong, kondisi sakit, strees, bingung, yang mana sifat-sifat ini dapantmenjerumuskan kita ke dalam perbuatang yang tidak baik, maka kita harus merawat dengan baik lapisan atau unsur yang ada didaam diri kita sendiri. Mengenali dan mengetahui  Jati diri adalah langkah awal yang dapat memberikan capaian-capaian yang baik dan bermanfaat dalam kehidupan ini. Sehingga karma yang tersisa dapat dilebur dalam karma yang baik yang kita perbuat pada saat ini. Dengan demikian, tujuan hidup manusia dapat tercapai. Damai/Bebas di  dunia dan di akhirat.

Jadi mulai dari sekarang marilah kita rawat ketiga unsur yang ada dalam diri kita, perlahan-lahan kita perbaiki apa yang menjadi penentu karma kita. Sehingga dengan demikian antara badan, pikiran dan hati akan menjadi solid dan berjalan secara bersama-sama. Itu adalah perbuatan yang sangat baik, utama dan pasti akan menguntungkan kita.

Semoga seluruh Isi alam semesta ini berbahagia dan sejahtera..
Damai, damai, damai selamanya dan di manapun..

Terima kasih..

Rabu, 18 Januari 2017

MUSUH ITU SANGAT DEKAT!


Semoga Selalu dalam Lindungan dan Kasih Tuhan..

Dalam kehidupan kita sebagi manusia yang dihadapkan dengan berbagai keadaan yang mengharuskan kita dapat terselamatkan dengan baik dalam lingkaran kehidupan yang penuh tantangan ini. Tidak hanya terselamatkan dengan baik, kita lahir sebagai manusia adalah kelahiran yang paling mulia di antara mahluk ciptaan Tuhan yang lainnya sehingga memiliki peran yang paling penting dalam menjaga keharmonisan Masyarakat dan  Alam Semesta ini.

Dalam proses menjaga Keharmonisan itu, diperlukan suatu komitmen antara manusia untuk saling menjaga, menghormati dan mengingatkan. Sejatinya, manusia memiliki tujuan yang baik untuk menjalin hubungan dengan yang lain. tetapi secara realita dan keadaan kondisi manusia yang rentan dengan perubahan yang dipengaruhi oleh keinginan-keinginan yang lebih mengutamakan keselamatan diri sendiri mengakibatkan sering terjadinya ketidakharmonisan dalam bermasyarakat.

Bagaimana hal itu bisa terjadi?
Walaupun manusia adalah ciptaan Tuhan yang paling mulia, tetapi kelahiran sebagai manusia masih dipengaruhi oleh siftat-sifat yang apabila tidak terkendalikan dengan baik maka kadang mengganggu keharmonisan dalam bermasyarakat, bahkan membahayakan dirinya sendiri. secara mendalam, sifat-sifat itu tidak selalu merugikan apabila dapat dikendalikan dengan baik dan digunakan sesuai dalam kondisi tertentu. 

Dalam pengetahuan sastra suci, sifat-sifat itu adalah, Keinginan/Hawa Nafsu, Rakus, Marah, Mabuk/Angkuh, Bingung/Bodoh dan Iri Hati/Benci/Dengki. Sifat-sifat inilah yang harus dikendalikan/diperangi.  
Seperti di Kitab Ramayana Sargah 1.4 hal .23 disebutkan demikian:
          Raga (nafsu) keinginan adalah Musuh Utama sangat dekat, di dalam diri tempatnya, tidak              jauh dari badan.

Keinginan/ Hawa Nafsu. Mengapa keinginan disebut musuh, keinginan dan nafsu yang mana? Keinginan dan nafsu yang tidak terkontrol dan di luar kemampuan kita berdampak sangat tidak baik. Keinginan dan nafsu seperti itulah yang disebut musuh dan harus dikendalikan, karena jika tidak kita kendalikan kan dapat merusak diri kita dan merugikan orang lain. Contoh: Perselingkuhan, Gila Jabatan.
Sarasamuscaya 80.
"sebab yang disebut pikiran itu, adalah sumbernya nafsu, ialah yang menggerakan perbuatan yang baik ataupun buruk; oleh karena itu, pikiranlah yang segera patut diusahakan pengekangannya/pengendaliannya”

Jadi pikiran memiliki  peran penting dalam setiap output yang dihasilkan seseorang. untuk menghindari hal-hal yang dapat merugikan, kita harus selalu berpikiran positif terhadap semuanya. 

Yang kedua adalah Tamak/Rakus. Rakus ini desebabkan oleh keinginan yang berlebihan dan kurang puasnya terhadap apa yang didapatkan. Sudah punya satu, minta 2, sudah 2, minta 3.. dan seterusnya. Sifat ini harus kita kendalikan, bahkan harus kita hilangkan. Karena dari sifat kerakusan ini akan mendatangkan bencana. Contoh, koruptor .
Seperti yang dijelaskan dalam sarasamuscaya 465.
“Pendeknya Tresna itu menimbulkan kelobaan, kelobaan itu adalah pengumpulan dari segala kejahatan. Karena orang lobha yaitu orang yang diselimuti oleh kelobaan, pasti ia melakukan hal-hal yang jahat walaupun dia itu orang pandai sekalipun”

Yang Ketiga Marah. Sifat ini adalah sifat yang paling berbahaya. Sifat ini disebabkan apabila keinginanya tidak terpenuhi. Apabila orang dikuasai oleh kemarahanya, maka hilanglah kebijaksanaan orang tersebut, apabila kebijaksanaan seorang hilang, maka hancurlah kehidupan orang tersebut. Contoh anak bunuh orang tuanya. 
Dalam pustaka suci Bhagawad Gita II.63 disebutkan:
"Dari marah timbullah kebingungan, karena kebingungan ingatan menjadi kalut, karena kekalutan ingatan, kebijaksanaan menjadi lenyap, karena lenyapnya kebijaksanaan seseorang akan hancur"

Yang ke Empat Mabuk/Angkuh. Sifat ini juga sangat membahayakan. Agar kita terhindar dari sifat ini kita harus sadar akan diri kita. Banyak macam kemabukan ada orang yang mabuk harta, mabuk kecantikan, mabuk kedudukan, dll. ketika orang dala keadaan mabuk, maka timbulah keangkuhannya. Ketika orang tersebut angkuh, maka orang tesebut akan berbicara sembarangan dan berbuat yang tidak masuk akal. Dan pada akhirnya orang bisa tersinggung dan akhirnya bisa menjadi musuh. Sifat tersebut harus kita kendalikan agar kita dapat menjalin hubungan yang harmonis dengan orang lain. Contoh Melinda D, Mabuk Harta, Mabuk kecantikan.

Yang kelima Bingung/Gelap pikiran. Sifat ini juga harus kita hilangkan karena dapat membuat hidup ini menjadi pudar dan tidak mengerti apa yang dijadikan tujuan. Sifat ini disebabkan oleh ketidak mampuan kita mengendalikan sifat-sifat Kama, Lobha, Kroda , dan mada tadi. Ketika kita dikuasai oleh sifat tersebut munculah gelap pikiran. Contoh: Bunuh diri karena putus cinta, atau cinta ditolak. dll.

Yang terakhir Iri Hati/Dengki. Sifat ini juga harus kita hilangkan karena dapat merugikan orang lain. Sifat ini biasanya muncul karena orang merasa tersaingi dan terkalahkan oleh orang lain. Sering terjadi permusuhan karena sifat ini. Pencegah sifat ini adalah dengan kita bersyukur dengan apa yang kita punya. Contoh orang yang iri hati adalah, orang yang tidak berbahagia melihatb kebahagian orang.
Sarasamuscaya 91.
"Orang yang iri hati kepada sesama manusia, jika melihat emasnya, wajahnya, kelahiran yang utama, kesenangannya, keberuntungannya dan keadaannya yang terpuji; maka orang yang demikian keadaan itulah susngguh-sungguh sengsara namannya, terlekati kedukaan hatinya yang tak terobati"

Iri hati merupakan penyakit yang harus kita buang jauh-jauh, karena jika dalam diri melekat rasa iri hati, maka kita tidak akan bisa hidup tenang dan bahagia, seperti bunyi sloka 91.
Memalui penegndalian  enam musuh dalam diri, mari kita jaga keharmonisan hidup satu dengan yang lainnya, kita kendalikan semua sifat-sifat yang merugikan baik diri sendiri maupun orang lain. Hebdaknya kita selalu eling dan selalu memasrahkan diri kepada kepada Tuhan supaya kita selalu ada di Jalannya.

Keenam sifat itu memberikan pengaruh yang sangat besar pada kehidupan seseorang, sejauhmana orang dapat mengendalikan sifat-sifat untuk kebaikan bagi diri sendiri maupun orang lain. bercermin banyak kejadian pembunuhan, pemerkorsaan, korupsi, makar merupakan kurangnya pengendalian dari keenam sifat itu. musuh kita bukan orang lain, musuh agama adalah pengenutnya sendiri dan musuh suatu negara adalah bukan negara lain, melaikan orang-orang yang ada di dalamnya.

Semoga Seliruh isi alam semesta ini Bahagia dan Sejahtera..
Damai, Damai, Damai di mana-mana selamanya..

Senin, 16 Januari 2017

DOA ADALAH KEKUATAN DASYAT YANG TAK TERLIHAT



Semoga Selalu dalam Lindungan dan Kasih Tuhan..

Dalam kitab suci Bhgawad Gita Bab XVIII.65 secara tegas  menyatakan.

man-mana bhava mad-bhakto
mad-yaji mam namaskuru
man evaisyasi satyam te
pratijane priyo ‘se me

Artinya:
Berpikirlah tentang AKU, Senantiasa jadilah penyembah-Ku, bersembahyang dan berdoa kepada-ku. Dengan demikian, pasti engkau datang kepada-Ku. Aku berjanji demikian kepadamu, karena engkau sangat Aku kasihi.

Dalam kutipan tadi, bahwa kita diharuskan bersembahyang dan berdoa kepada-Nya. Apakah terdapat perbedaan antara sembahyang dan berdoa? Secara singkat dapat dijelaskan bahwa terdapat perbedaan yang nyata antara kedua hal tersebut. Sembahyang lebih bersifat formal, dilakukan di tempat tertentu yang diyakini suci seperti berbagai tempat pemujaan. Sedangkan berdoa dapat dilakukan kapan saja, dimana saja dan untuk siapa saja dengan bahasa sansekerta dan bahasa hati. Mengapa kita mesti berdoa? Bukankah dengan bersembahyang saja cukup? Mengapa?? 

Kita berkewajiban untuk setiap saat selalu ingat dan memusatkan pikiran kita kepada Tuhan. Dalam kutipan tadi, dapat kita pahami bahwa sembahyang dan berdoa mesti senantiasa harus kita lakukan. karena Tuhan menegaskan bahwa dengan senatiasa berpikir tentang-Nya, Mengingat-Nya, bersembahyang dan berdoa kepada-Nya, Sang Hyang Widi akan membukakan pintu hati-Nya dengan kita datang kepada-Nya. Alasan yang lebih jauh mengapa kita harus berdoa, adalah dalam rangka membiasakan diri guna mendekatkan diri kepada-Nya. Karena dengan mendekatkan diri kepada-Nya dengan membiasakan diri, akan lebih mudah dilakukan apabila kita telah memiliki keiklasan dan tidak terikat tehadap obyek keduniawian, mensyukuri karunia-Nya dan keseimbangan lahir dan batin dalam suka dan duka. Dengan berdoa kepada-Nya setiap saat, kita akan bebas dari segala penderitaan dan pikiran-pikiran negatif yang menjerumuskan kita dan orang lain. Dimana namanya disebut, disana Sang Tuhan  hadir dan menganugerahkan kasih dan kebahagiaan. Demikian pula memanjatkan doa, mohon keselamatan, kerahayuan, dan pengampunan dapat dilaksanakan kapan saja dimana saja dan dalam situasi apapun juga.

Dalam kehidupan , kita wajib berdoa untuk siapaun. Tidak hanya untuk keluarga dan teman-teman dekat saja, melaikan untuk semua orang yang ada didunia ini. dalam kewajiban berdoa, kita bisa mengunakan 5 jari kita sebagai patokan atau pengingat untuk berdoa. Yaitu:

1. Jari Jempol
Jari ini adalah yang paling dekat dengan anda, ketika anda sedang melipat tangan dan berdoa. Jadi mulailah berdoa bagi orang-orang yang paling akrab dan dekat dengan anda. Sebutkan nama- nama mereka yang anda kenal dengan baik. Bagi C. S. Lewis, mendoakan orang-orang yang kitakasihi adalah "a sweety duty".

2. Jari Telunjuk
Jari berikutnya sitelunjuk. Doakan bagi mereka yang mengajar. Ini termasuk hamba-hamba Tuhan, guru, dokter, dan para pendidik lainnya. Mereka butuh dukungan dan hikmat, agar dapat menunjukan arah yang tepat bagi mereka yang membutuhkan jasa mereka. Doakan mereka selalu.

3. Jari Tengah
Ini jari yang paling tinggi, berarti kita harus ingat pada para pemimpin bangsa. Doakan presiden hingga para pejabat dibawahnya. Doakan para pemimpin organisasi sosial maupun bisnis. Mereka sering mempengaruhi bangsa kita dan membimbing opini publik.

4. Jari Manis
Jari keempat adalah jari yang paling lemah. Nah, guru piano pun biasanya cukup kebingungan ketika berhadapan dengan sijari lemah ini. Oleh sebab itu, mari kita doakan saudara saudara kita yang lemah, kena musibah, dll. Kita doakan bagi mereka yang dianggap sebagai sampah masyarakat. Mereka sangat membutuhkan doa- doa anda, baik siang maupun malam. Tapi bukan Cuma doa lho.?!

5. Jari Kelingking
Jari terakhir ini adalah yang paling kecil diantara jari-jari manusia. Inilah jari yang menggambarkan sikap kita yang seharusnya rendah hati saat berhubungan dengan Tuhan dan sesama. Jadi, jangan lupakan berdoa bagi diri sendiri, agar memiliki buah roh dan meneladani kehidupan Tuhan kita. 
Saat kita berdoa bagi keempat kelompok di atas, kita harus menaruh kebutuhan pribadi kita dalam perspektif yang tepat, agar kita bisa mendoakan diri kita sendiri dengan lebih efektif lagi.


Doa adalah kekuatan yang tak tertadingi kehebatanya, karena dengan berdoa kita bisa menjadi apa yang kita mau, tentunya diimbangin dengan perbuatan dan usaha. Dengan berdoa kita dapat slalu mensyukuri karunianya, dengan berdoa kita dapat terhindar dari bahaya dan penderitaan. berdoa juga dapat melatih kesabaran hati karena dengan selalu berdoa, dapat meningkatkan dimensi spritual kita karena manusia yang memiliki orientasi pada nilai-nilai  spiritualisme yang bersumber dari hati nurani, maka ketika tejadi rangsangan-rangsangan pada emosinya, emosi  akan tetap tenang dan terkendali.karena aspek mentalnya telah diperkuat oleh niali-nilai spiritualnya. Kesabaran hati dalam pengertian mampu menerima keadaan,  memahami situasi dan dapat mengendalikan emosi dan amarah sehingga tidak sampai bertingkah aneh dan  melampuai batas. Kesabaran hati adalah akar dari rahasia kebijaksanaan hidup. Kebijaksanaan dalam menghadapi  berbagai persoalan, betapa pun beratnya, tetap  selalu menebarkan cinta dan kasih sayang. Doa memberikan kekuatan pada orang yang lemah, membuat orang tidak percaya  menjadi percaya dan memberikan keberanian pada orang yang ketakutan.

Doa sangatlah penting kita sertakan dalam atau setelah sembahyang dan juga melakukan kegiatan apapun. Kekuatan doa dapat membantu kita memudahkan apa yang akan kita lakukan, karena dengan doa kita telah menyerahkan apapu hasilnya semua kepada Tuhan, sehingga dengan demikian kita tidak akan tukut akan apa yang terjadi ke depan karena Tuhan sudah mengetahui apa yang kita lakukakn dan kita harapkan dan menyertakan Tuhan dalam apapun yang kita lakukan.


Semoga seluruh isi alam semesta ini Berbahagia dan Sejahtera.
Damai, Damai dan Damai selamanya di mana-mana.

diolah dari berbagai sumber..

Sabtu, 14 Januari 2017

SIWARATRI, HAR HAR MAHADEV. MAHASISWA, WAJIB BACA.


Oleh: I Nyoman Santiawan

Semoga Selalu dalam Lindungan dan Kasih Tuhan..

Siwaratri=malam Siwa=malam Memuja Dewa Siwa. Mengapa ada malam siwa? Mengapa malam Brahma dan Wisnu tidak seperti Malam Siwa? Jawabanya sederhana, yaitu karena Siwa Merupakan Manifestasi Hyang Widi yang Bertugas Sebagai Mempralina/mengembalikan segala sesuatu ke asalnya. Tentunya dari hal yang tidak baik menjadi hal yang baik. Karena pada dasarnya semua yang tercipta di alam ini merupakan Cinta Kasih dari Ida Sang Hyang Widi. Begitu jaga dengan kita, kita sebagai manusia merupakan ciptaan Tuhan yang paling utama dan sempurna di antara mahluk-mahluk yang lain. 

Manusia hidup karena di dalamnya bersemayan Atma yang berasal dari Tuhan. Ini yang perlu kita ingat dan sadari, bahwa semua yang ada di Alam Semesta ini berasal dari Tuhan, yang mana kita semua tentunya sudah mengerti bagaimana sifat-sifat Tuhan yaitu bagian kecilnya adalah maha adil, penuh cinta kasih, selalu memberi dan peduli. Itu yang perlu kita garis bawahi. Harusnya kita sebagai manusia selalu melakukan sifat-sifat Tuhan tersebut kepada sesama ciptaan-Nya. Tetapi kadang kala kita sebagai manusia juga tidak pernah luput dari salah yang berujung merugikan ciptaan yang lain-Nya. Karena disamping berisi Atma, dalam badan Manusia juga terdapat  Indria. Nah, Indria ini yang nantinya akan mengarahkan kemana dan apa yang akan kita lakukan. Tetapi jangan khawatir, indria ini bisa kita arahkan memalui  mengendalikan nafsu dan sadar akan sifat Tuhan. Bagaimana caranya? Tidak lain dengan sembah bakti dan Upawasa/Pengendalian Indria. Maka pada saat Siwaratri, akan lebih baik kita melakukan sembah bakti dan upawasa dengan cara Jagra dan Puasa. Dengan Jagra kita memuja dan sadar akan sifat  Tuhan sedangkan dengan Puasa kita belajar mengendalikan diri. Maka dengan demikian sifat-sfat Tuhan Seperti Maha adil, Penuh Cinta Kasih, selalu Mengerti dan Peduli akan selalu menyertai langkah kita dalam menjalani kehidupan ini. Alangkah indahnya dunia ini apabila sifat-sifat Tuhan tersebut tumbuh dan menyebar dalam kehidupan ini. Semoga cepat tercapai, Awiganam Ast. Jadi kesimpulanya adalah, Siwaratri adalah Malam Kesadaran untuk Mendapatkan dan Mengembalikan Sifat-sifat Tuhan ke dalam diri manusia  melalui memuja Siwa.


          Bagaimana dari pandangan kita sebagai siswa/mahasiswa memaknai Siwaratri??? selain seperti yang dijelaskan di atas, yang penting juga adalah kita harus sangat sadar posisi kita saat ini, bagaimana orang tua kita berjuang untuk bisa menyekolahkan kita setinggi mungkin. Jadi, Monggo konco-konco mahasiswa sedoyo/ ngiring semeton mahasiswa samian/ ayo teman-teman mahasiswa semua, eling, ingat masa mahasiswa adalah masa brahmacari yaitu masa-masa mencari ilmu sebanyak mungkin untuk bekal hidup kita nanti. Jadi harus semangat belajar, harus giat, harus sungguh-sungguh, kita buat orang tua kita bangga. Mengapa pada saat ini, karena pada saat muda adalah saat-saat kita sedang tajam-tajamnya pikiran kita, semangat menggebu-gebu, tenaga tak terkalahkan dan mata secelang-celangnya, hehehe. Gojek titik ora opo-opo, josss. 

        Ilmu Pengetahuan adalah  suatu pegangan yang sangat penting, karena, apalah arti kekayaan yang berlimpah apabila kita tidak bisa mengelolanya, bagaimanapun wajah tampan, cantik apabila tidak memiliki pengetahuan akan terlihat kusam dan pucat. seperti bunga dabdab, warna merah mencolok tetapi tidak ada wanginya. Pemuda adalah tulang punggung Negara, masa depan kehidupan bangsa ini. Mari para pemuda, ayo bangkit, cari ilmu sebanyak mungkin dan berbuat untuk masa depan Negara ini. Dan jangan lupa, cinta kasih & kepedulian buat sesamanya ya… hehehe.. titik ora opo-opo, dari pada blas ora ngopo-ngopo (sedikit tidak apa-apa, dari pada tidak ngapa-ngapain) bahasa gaulnya.  “A. einstein mengatakan, Ilmu tanpa Agama itu Buta, Agama tanpa Ilmu itu Lumpuh”. Jadi, keduanya harus sejajar dan beriringan berjalan. Semoga bermanfaat, Suksma Hyang Widi.

Semoga Seluruh isi alam semesta ini berbahagia dan sejahtera..
Damai, damai, damai selamanya...

Jumat, 13 Januari 2017

SEMAKIN BERSYUKUR=SEMAKIN BAHAGIA

Oleh: I Nyoman Santiawan


Dengan MELIHAT, aku TAHU
Dengan MENDENGAR, aku MENGERTI
Dengan MENJALANI, aku PAHAM
Dengan BERSYUKUR aku BAHAGIA

Semoga selalu sehat dalam Lindungan dan Kasih Tuhan..

Begitu memasuki mobil mewahnya, seorang direktur bertanya pada sopir pribadinya,"Bagaimana kira-kira cuaca hari ini?" Si sopir menjawab, "Cuaca hari ini adalah cuaca yang saya sukai." Merasa penasaran dengan jawaban tersebut, direktur ini bertanya lagi, "Bagaimana kamu bisa begitu yakin?".Supirnya menjawab, "Begini, pak, saya sudah belajar bahwa saya tak selalu mendapatkan apa yang saya sukai, karena itu saya selalu menyukai apapun yang saya dapatkan".

Cerita di atas mengajarkan kita bagaimana kita selalu mensyukuri apa yang kita lihat, rasakan dan dapatkan dalam Hidup ini. Dengan demikian kita dapat memuali suatu kegiatan penuh dengan kebahagian dan menyukai apa yang akan kita lakukan.

Dalam Susastra Suci Weda, Sarasamuscaya memngajarkan bagaimana kita menjalani hidup, apa saja yang harus kita lakukan supaya hidup kita bisa selalu mencapai kebahagian. Seperti kutipan Sloka di bawah:

"Oleh karena itu, janganlah sekali-kali bersedih hati, sekalipun hidup mu tidak makmur dilahirkan menjadi manusia, hendaklah menjadikan kamu berbesar hati, sebab amat sukar untuk dapat dilahirkan menjadi manusia, meskipun kelahiran hina sekalipun." (Sarasamuscaya sloka 3)

Setiap orang terbelenggu oleh dualita kehidupan yaitu; Janma – Mrtyu (kelahiran dan Kematian), Jara – Wyadhi (usia tua dan penyakit ), Sukha – Duhka (Kebahagiaan dan Kesengsaraan). Kelahiran sebagai manusia sesungguhnya sangat teramat sulit, karena diantara semua mahluk hidup hanya manusia yang memiliki kemampuan untuk membedakan dualitas kehidupan yang disebut dengan Citta dan Klesa (Positif dan Negatif). Setiap kelahiran pasti terminalnya adalah kematian, kelahiran dan kehidupan manusia terus berputar seiring dengan perjalanan sang waktu. Saat menjalani roda kehidupan pada kondisi dan situasi yang berbeda-beda, tak seorangpun mampu menghindari kondisi tersebut, umur pendek, umur panjang, usia tua dan penyakit, dengan berbagai pengalamannya kesenangan ataupun penderitaan menghampiri silih berganti.

Seseorang yang sadar sepenuhnya, dia datang ke dunia ini hanya dibekali sebuah nyawa (jiwa). Jiwa itu harus dirawat dengan menjalani kehidupan secara bertanggung jawab. Dengan Jiwa ini pulalah, seseorang harus hidup bahagia, di manapun dia berada, dan dalam kondisi apapun, dia harus bisa bahagia. Bagaimana cara merawat Jiwa kita, salah satunya adalah dengan seringlah mengucapkan nama Suci Tuhan seperti berjapa dan Sembahyang. Sembahyang merupakan salah satu sujut bhakti kita dalam menyampaikan rasa Syukur. Kenapa Syukur/Bersyukur? Karena kunci kebahagiaan adalah bersyukur!. Iya, Bersyukur adalah hal yang membuat kita bahagia, Mensyukuri apa yang kita dapat itu penting, termasuk sebuah Jiwa, karena dengan Jiwa, badan dan pikiran ini dapat menjalankan segala tujuan Hidup, salah satunya adalah hidup bahagia di alam ini. Dan syukur itu bisa selalu kita hadirkan, dengan cara tidak mengeluh dan dengan tidak meminta (menuntut) apapun pada orang lain, tetapi memberikan apa yang bisa diberikan kepada orang lain agar mereka bahagia.

Bagi mereka yang telah memiliki keyakinan dan kebijaksanaan serta keluhuran budi secara mantap, akan selalu mensyukuri segala dualitas yang menimpa dirinya, karena mereka sadar bahwa apapun yang ada pada diri kita tidak ada yang kekal, semua satu persatu atau bersama-sama akan pergi berpisah dengan diri kita. Kemudaan dan ketampanan serta kecantikan lambat laun akan surut perlahan-lahan meninggalkan diri kita. Kekayaan, jabatan, kepandaian lambat laun juga akan kita tinggalkan cepat atau lambat. Sesuatu yang dimiliki di luar diri kita seperti: istri yang baik dan cantik, suami yang tampan dan beratnggungjawab, anak-anak yang taat pada orang tua, ayah ibu yang bijaksana, keluarga, sahabat, pimpinan yang memperhatikan kesejahteraan anak buah, guru dan dosen yang dikagumi, pendeta yang suci, semuanya akan meninggalkan diri kita.

Seseorang yang rajin sembahyang akan tumbuh rasa dekat dengan Tuhan. Rasa dekat dengan Tuhan meringankan rasa penderitaan yang kita alami. Rasa dekat dengan Tuhan juga dapat menentramkan jiwa. Manusia yang berjiwa tentram akan menjadi insan manusia yang penuh inovatif, kreatif dan produktif serta hidup bergairah. Hidup di dunia ini akan dirasakan sangat indah, nikmat dan semarak sebagai tempat berkarma yang baik untuk meningkatkan kualitas diri. Hidup yang kurang baik justru sebagai motivasi dan sekaligus dijadikan tantangan untuk maju merubah keadaan menjadi lebih baik dan itulah letak kepuasan dan kebahagiaannya.

Sebaliknya seorang yang merasa tidak dekat dengan Tuhan terlebih lagi tidak mengetahui hakekat tujuan hidupnya, seluruh hidupnya dihabiskan untuk mengejar harta, pangkat, kedudukan, dan status sosial. Suatu kegagalan dalam mengejar kesenangan duniawi, dia berpendapat disebabkan oleh orang lain, demikian juga bilamana menderita sakit serius disebabkan kena ilmu santet dan sebagainya. Usaha mengejar harta yang terlalu berlebihan dan menimbun sebanyak-banyaknya hingga lupa waktu untuk mengisi jiwa dengan ajaran agama. Ketidakseimbangan antara jasmani dan rohani ini menjadi penyebab kegalauan pikiran. Kehilangan sesuatu yang sangat berharga baik yang ada pada dirinya maupun diluar dirinya semakin menambah banyak permasalahan sosial maupun individu sehingga memunculkan penyakit-penyakit pikiran dan beban mental. Penyakit-penyakit pikiran dan beban mental yang tidak dapat dikendalikan akhirnya menjadi stress dan frustasi. Stress menurut Selye sebagaimana dikutip oleh Krishna (2003 : 15 ) adalah seseorang yang memiliki tuntutan beban yang berat dan tidak mampu mengendalikannya sehingga mengganggu sistem kerja organ tubuh dan tidak lagi mampu menjalankan fungsi pekerjaan dengan baik dan berdampak pada kejiwaannya.

Kondisi kejiwaan seseorang yang disebut stress dan frustasi seringkali melampiaskan keinginannya mengkonsumsi narkoba untuk mendapatkan kebahagiaan dan kenikmatan sesaat yang menyesatkan atau bahkan melakukan bunuh diri. Usaha bunuh diri sangat ditentang oleh ajaran Hindu, hal ini tercermin dalam Yajur Weda 40.3 : ” Orang yang bunuh diri, mereka pergi ke Asura loka yang penuh dengan kegelapan ”.Bagaimanapun rasa putus asa yang disebabkan oleh konflik-konflik di dalam diri sangatlah dilarang. Oleh karena itu kembalilah ke jalan Tuhan, dekatkan diri, mohon perlindungan dan tuntunanNya agar bagaimanapun kenyataan hidup yang kita terima dan kita hadapi senantiasa mengucapkan rasa syukur kepada Tuhan, karena dengan ucapan itu akan mengurangi rasa kecewa dan meringankan beban penderitaan.**

Konsep Hindu mengharuskan manusia selama hidupnya untuk senantiasa berusaha dan berjuang tetapi Tuhanlah yang menentukannya. Apapun yang merupakan kenyataan atas kerja kita itu sudah kehendak Yang Maha Kuasa. Untuk itu, Anda bisa mendengarkan intuisi sendiri sehingga bertindak sesuai nurani dan menghasilkan apa yang Anda inginkan dalam hidup. Hadapi hidup dengan tabah karena orang-orang beruntung bukan tidak pernah gagal. Bukan tidak pernah ditolak, juga bukan tidak pernah kecewa. Justru banyak orang yang sukses itu sebetulnya orang yang telah banyak mengalami kegagalan.

Syukur merupakan kualitas hati yang terpenting. Dengan bersyukur kita akan senantiasa diliputi rasa damai, tenteram, dan bahagia. Sebaliknya, perasaan tak bersyukur akan senantiasa membebani kita. Kita akan selalu merasa kurang dan tak bahagia dan menderitalah orang yang tidak bersyukur tersebut.

Ada cerita mengenai seorang ibu yang sedang terapung di laut karena kapalnya karam, namun tetap berbahagia. Ketika ditanya kenapa demikian, ia menjawab, ''Saya mempunyai dua anak laki-laki. Yang pertama sudah meninggal, yang kedua hidup di tanah seberang. Kalau berhasil selamat, saya sangat bahagia karena dapat berjumpa dengan anak kedua saya. Tetapi kalaupun mati tenggelam, saya juga akan berbahagia karena saya akan berjumpa dengan anak pertama saya di surga.''

Semoga seluruh isi alam semesta ini hidup behagia dan sejahtera...
Damai, damai, damai selalu dimana-mana..

Kamis, 12 Januari 2017

DIA DAN ENGKAU ADALAH SAMA

TAT  TWAM ASI
Oleh: I Nyoman Santiawan

Semoga selalu dalam Lindungan dan Kasih Tuhan

Ketika engkau bahagia, begitu juga aku, aku bahkan lebih merasakan bahagia dari pada yang engkau rasakan. Karena itu aku akan selalu berusaha membeuat engkau bahagia. yah, itulah yang diajarkan TAT TWAM ASI,  mengajarkan kita segalanya. Ungkapan yang diatas begitu sederhana, tetapi  susah kita praktekan. Sebelum saya jauh berbicara, saya akan mengambil garis besar apa saja yang akan saya sampaikan. Yaitu, apa itu Tat Twam Asi? Kenapa Tat Twam Asi itu penting? Bagaimana cara kita menjalankan ajaran Tat Twam Asi dengan mudah??

Yang pertama, apa itu tat twam Asi? Tat Twam Asi adalah ajaran social tanpa batas yang bernafaskan hindu yang mana berasal dari bahasa sansekerta yaitu Tat Artinya Itu/IA, Twam Artinya engkau/kamu  dan Asi artinya adalah. Dan apabila digabungkan menjadi “Ia adalah Engkau” atau “Kamu adalah Aku”.  Jadi apabila saya ingin bahagia, maka saya harus membahagiakan engkau dulu.  Tat Twam Asi ini terdapat dalam Kitab Chandogya yang ada dalam Upanisad, yang bersumber dari Weda Sruti.

Yang kedua, mengapa ajaran Tat Twam Asi itu penting untuk kita? Ya karena kita manusia, manusia adalah mahluk social. Yang kita sebagai manusia tidak bisa hidup sendiri, melainkan saling membutuhkan hidup yang selalu berdampingan.  Jadi Apabila kita ingin hidup kita harmonis dan bahagia, maka Tat Twam Asi adalah harga mati. Seperti lagu Puspa Hati, lagu ini mengandung makna yang sangat dalam dan iramanya begitu indah. Karena dengan kita mengimplementasikan ajaran tersebut, kita akan terhindar dari bahaya, musuh dan penderitaan. Tidak aka nada yang namanya pembunuhan, perang, penganiayaan, dll.

Kemudian yang terakhir, ketika kita tau apa itu Tat Twam Asi dan mengapa ajaran itu sangat penting. Akan muncul pertanyaan bagaiman kita memparktekan ajaran tersebut dengan mudah? Tidak gampang memang, tetapi ketika kita ada tekad yang sunguh2 untuk belajar, hal apapun itu pasti kita bisa melakukannya. Tat Twam Asi sangat berkaitan dekat dengan ajaran Tri Kaya Parisuda. Apa itu Tri Kaya Parisuda??......, ajaran ini akan mudah kita laksanakan apa bila kita selalu bersyukur terhadap apa yang telah kita dapatkan dan miliki. Jadi inti apabila kita ingin hidup bahagia adalah selalau bersyukur terhadap Tuhan. Karena dengan bersyukur kita akan selalu merasa bahagia, dari rasa bahagia tersebut pikiran kita akan positif, dari pikiran positif ucapan kita yang keluar ucapan manis dari ucapan manis pasti akan tumbuh perbuatan yang tulus dan baik.


 Dahului berbuat baik, karena dengan kita berbuat baik lebih dulu, itu akan membuat orang lain nyaman dan bahagia didekat kita dan dengan kita berbuat baik lebih dulu, berarti kita sudah menjadi insan yang suputra. Dengan demikian, moksartam jagatdita ya ca iti dharma pasti tercapai. Kebahagiaan di dunia kita nikmati, kebahagiaan di akhirat akan mengikuti..

Semoga Seluruh isi alam semesta ini berbahagia dan sejahtera..
Damai, damai, damai selalu..

PUJA MANTRA TRI SANDYA MEMBERIKAN KEUTAMAAN HIDUP.

Semoga selalu dalam Lindungan dan Kasih Tihan..

Menurut Svami Sathya Narayana, guru kerohanian Weda di India, Trisandhya adalah persembahyangan tiga kali sehari yaitu pagi hari disaat matahari terbit disebut “Brahma Muhurta” bertujuan menguatkan “guna Sattvam” menempuh kehidupan dari pagi hingga siang hari. Siang hari sebelum jam 12 sembahyang bertujuan untuk mengendalikan “guna Rajas” agar tidak menjurus ke hal-hal negatif. Sore hari sebelum matahari tenggelam sembahyang bertujuan untuk mengendalikan “guna Tamas” yaitu sifat-sifat bodoh dan malas. Jadi Puja Trisandhya adalah persembahyangan pada saat pergantian waktu (pagi-siang-malam) yang bertujuan untuk menghilangkan aspek-aspek negatif yang ada pada manusia.
Puja Trisandhya terdiri dari enam bait. Bait pertama atau sebagai Sandya Vandanam (awal) diambil dari Gayatri atau Savitri Mantram (Rg Veda, Sama Veda dan Yayur Veda).
Gayatri Mantram terdiri dari tiga unsur mantram yaitu :

Pranawa (OM), Vyahrti (BHUR BHUVAH SVAH), dan Tripada (TAT SAVITUR VARENYAM, BHARGO DEVASYA DIMAHI, DHYO YONAH PRACODAYAT).
Pranama mantra adalah lambang kesucian dan kemahakuasaan Hyang Widhi. Vyahrti mantra untuk pencerahan lahir-bathin, dimana pengucapan “Bhur” bermakna sebagai Anna Sakti memproses sari-sari makanan bagi kekuatan tubuh. Pengucapan “Bhuvah” bermakna sebagai Prana Sakti yaitu menggunakan kekuatan tubuh bagi kesehatan jasmani dan rohani. Pengucapan “Svah” atau “Svaha” bermakna sebagai Jnana Sakti yaitu memberikan kecerahan pada pikiran dan pengetahuan menjadi cemerlang. Berjapa dengan mengucapkan “Svaha” akan bermanfaat menghilangkan “avidya” (kegelapan) menuju kepada “vidya” yaitu kesadaran pada hakekat kesucian dan kemahakuasaan Hyang Widhi.

Bait kedua diambil dari Narayana Upanisad (Sruti) bertujuan untuk memuja Narayana, manifestasi Hyang Widhi, agar manusia senantiasa dibimbing menuju pada Dharma.

Bait ketiga diambil dari Siva Stava (Smrti) yang melukiskan Tuhan dengan berbagai sebutan : Siva, Mahadeva, Isvara, Paramesvara, Brahma, Wisnu, Rudra, Purusa.
Bait keempat, kelima dan keenam diambil dari Veda Parikrama berisi pernyataan bahwa keadaan manusia di bumi disebabkan oleh kepapaan, dan kehinaan dari sudut pandang spiritual. Oleh karena itu maka manusia wajib mohon maaf dan mohon agar terhindar dari perbuatan-perbuatan yang bertentangan dengan trikaya parisudha.

Ucapan OM - Santi - Santi - Santi - OM bermakna sebagai berikut :
Santi yang pertama, memohon agar manusia terhindar dari sifat/sikap tidak bijaksana (Avidya). Santi yang kedua memohon agar manusia terhindar dari bencana yang berasal dari mahluk ciptaan Hyang Widhi : manusia, binatang, tetumbuhan (Adi Bhautika). Santi yang ketiga memohon agar manusia terhindar dari bencana alam (Adi Dhaivika).

Dari uraian di atas bisa kita jadikan renungan apakah kita udah melakukan Tri Sandhya dengan benar dan tau apa makna sebenarnya dari Tri Sandhya.
Ingatlah selalu pesan pesan para rsi kita,berbanggalah jadi orang Hindu, karena Hindu adalah agama yang Telengkap, Universal, Tertua dan selamanya akan selalu ada. Dengan kita mentaati dan melaksanakan ajaran Hindu dengan sungguh-sungguh,percayalah apa yang kita inginkan pasti akan tercapai.Baik keinginan di Dunia dan di Akherat.

Semoga seluruh isi alam semesta ini berbahagia dan sejahtera...
Damai, Damai, Damai di mana -mana...


Referensi: Bhagawan Dwija.

Rabu, 11 Januari 2017

PEMUDA, JANGAN TAKUT CAPEK!

PEMUDA, JANGAN TAKUT CAPEK!


By. I Nyoman Santiawan

Semoga Selalu dalam Lindungan dan Kasih Tuhan
Berbicara tentang pemuda adalah hal yang paling menyenangkan, karena pemuda merupakan suatu aset yang sangat berharga. Baik bagi diri sendiri, keluarga, bangsa dan Negara.  Bagi diri sendiri, masa muda  adalah masa-masa yang sangat indah, penuh dengan semangat, penuh dengan cinta dan bertenaga kuat. Bagi keluarga, pemuda adalah suatu yang sangat membanggakan, melalui pemuda keluarga bisa mengembangkan potensi keluarga dalam bermasyarakat.  Sedangkan bagi Negara pemuda adalah aset bangsa yang sangat penting, karena pemuda merupakan tulang punggung  bangsa dan negara. Masa depan bangsa dan Negara ada di tangan pemuda, baik buruk Negara tergantung pada bagaimana pemudanya. Begitu pentingnya pemuda bagi kehidupan ini, itulah yang harus kita sadari, bahwa sebagai pemuda kita harus benar-benar menyiapkan diri  menghadapai kehidupan ini.
Sebagai pemuda, kita harus mengisi diri kita dengan pengetahuan, baik pengetahuan umum, bakat dan  keahlian. Belum cukup hanya mengisi pengetahuan, tetapi juga kita perlu membentuk mental dan moral kita yang teguh dan mulia melalui ajaran Agama. Karena, sehebat apapun pemuda itu, sepintar apapuan pemuda itu, jika tidak memiliki mental dan moral yang baik, maka sia-sialah semua kelebihan yang dimiliki. Maka perlu adanya keseimbangan antara pengetahuan yang kita miliki dengan mental dan moral yang kita bangun.  Seperti  yang dikatakakan oleh Albert Einstein  “ ilmu tanpa agama itu buta sedangkan agama tanpa ilmu itu lumpuh ”. Jadi, Pemuda yang memiliki pengetahuan, mental dan moral yang tinggi akan terselamatkan dalam kehidupan ini, kerena mereka mampu memilih jalan yang tepat bagi diri mereka sendiri, keluarga, bangsa dan negara.
Pemuda harus berani bermimpi besar, karena dari bermimpi bisa mengarahkan kita kepada tujuan yang kita inginkan. Karena dengan bermimpi dapat menciptakan semangat yang besar untuk meraih apapun yang menjadi keinginan kita. Tetapi perlu digaris bawahi, untuk mencapai apa yang kita inginkan tidak cukup hanya bermimpi, yang tidak kalah pentingnya adalah actions atau pelaksanaan. Ketika kita sudah betrmimpi, maka segeralah laksanakan dan kerjakan apa yang menjadi tujuan itu, jangan ragu, jangan takut gagal, jangan takut capek, segera coba kerjakan dan coba terus sampai  berhasil. Karena pemuda itu adalah sosok yang sangat kuat, energik, tajam, tidak ada kebimbangan dan penuh dengan semangat cinta. seperti yang tercantum pada Sarasamuscaya Sloka 27:
Matangnya deyaning wwan  pangponganikan kayowanan,Panedeng ning awak, sadhanakena ri karjananing Dharma,  Jnana. Kunang apan tan pada kasaktining utuha lawa rare, Drstanta nahan yangalanglan atuha, telas rumepa, mareng alandep ika.
Artinya:
Karena usaha seorang masih muda  supaya diabdikan untuk mengusahakan Dharma, Artha dan pengetahuan. Sebab tidak sama kekuatan sesudah tua dibandingkan semasih muda, seperti alang-alang sesudah tua pada rebah, ujungnya tidak tajam lagi.

Sloka di atas mengajarkan pemuda harus  berjuang, bekerja keras untuk melaksanakan apa yang menjadi kewajiaban, mencari artha, dan mencari pengetahuan kehidupan. Jika tidak sekarang, kapan lagi bergerak, semasih badan ini kuat dan sehat serta pikiran yang tajam akan memudahkan  mencapai apa yang menjadi keinginan kita.
            Jika dilihat dari perspektif pemuda sebagai mahasiswa, selain mahasiswa berkewajiban mencari ilmu pengetahuan dan mengikuti segala kegiatan Kampus untuk membekali diri, mahasiswa juga harusnya menyempatakan diri untuk melaksanakan pengabdian diri kepada masyarakat di sekitar. Karena dengan pengabdian dan saling melayani mahasiswa dapat mengerti apa yang sedang dialamai oleh masyarakat, dari hal tersebutlah nanti akan muncul sikap-sikap untuk membantu dan membangun masyarakat sekitar. Jangan menunda untuk berbuat baik, jangan ragu untuk mencoba, karena dari perbuatan cita-cita itu bisa tercapai dan dari perbuatan benih-benih cinta kasi muncul pada setiap insan. Dari mahasiswa lah pembangunan bangsa dan negara ini bisa maju, sejahtera dan aman. Maka diperlukannya sikap hati-hati pada setiap desakan atau hal-hal yang ditujukan kepada mahasiswa baik dari dalam maupun dari luar lingkungan. Mahasiswa harus bersatu, berdaulat, kompak, tidak mudah terprovokasi dan menjajikan dirinya untuk pembangunan bangsa dan negara.
            Pemuda jangan takut capek, terus berjuang, pantang menyerah dan selalu bersyukur untuk kehidupan ini. Lakukan perbuatan yang membangun untuk perubahan yang baik. karena dari perubahan yang baik dapat mewujudkan kedamaian, kesejahteraan, adil  dan Agamis. Jadi, untuk Indonesia Hebat, Pemuda harus melakukan hal-hal yang hebat pula dalam segala tindakan, Mulai dari diri, keluarga dan masyarakat. Karena Masa depan diri, keluarga, bangsa dan negara ada di tangan PEMUDA.

Semoga seluruh alam semesta ini berbahagia.                                                                                Damai, Damai, Damai selalu dimanapun Kita berada..

Semoga bermanfaat...