Senin, 07 Agustus 2017

Kesetiaan Keutamaan Dari Dharma




Semoga Selalu Sehat dalam Lindungan Tuhan.

Kesetiaan adalah perbuatan dharma yang paling mulia dan utama. Dengan kesetiaan ini kita bisa mempertahankan keutamaan menjadi manusia. Banyak hal yang bisa dilakukan untuk bisa menjalani hidup dengan baik dan memperbaiki kualitas Sang Diri ini. Tentunya adalah setiap perbuatan harus dilandasi dengan dharma dan norma yang ada. Tantangan dan godaan hidup membuat manusia berada dalam lingkaran karma yang harus dilalui. Banyak manusia berhasil melewati godaan dan tantangan hidup, tetapi banyak pula yang jatuh dalam melewati godaan dan tantangan hidup ini. Tidak mudah memang bagi manusia selalu berada di jalan Dharma di tengah godaan dan tatangan hidup yang demikian komplek ini, tetapi dengan menerapkan ajaran Agama yang ada, menjamin manusia mampu melewati segala godaan dan tantangan itu.

Menjadi manusia yang setia merupakan suatu penghargaan tertinggi bagi ikatan karma dan kesempatan hidup  yang dilalui oleh manusia. Begitu pentingnya kesetiaan bagi kehidupan ini, sehingga perlu digaris bawahi kesetiaan merupakan suatu landasan untuk mencapai tujuan hidup ini yang harmonis dan sejahtera. Dalam Slokantara Sloka 2.6 disebutkan:

“Membuat telaga untuk umum itu lebih baik daripada menggali seratus sumur. Melakukan yadnya (korban suci) itu lebih tinggi mutunya daripada membuat sertus telaga. Pempunyai seorang putra itu lebih berguna daripada melakukan seratus yadnya. Dan menjadi manusia yang setia itu jauh lebih tinngi mutunya dan gunanya daripada mempunyai seratus putra.”

Nilai kesetiaan itu sangatlah tinggi, seperti yang tertuang dalam kitab Slokantara. Sehingga sebagai manusia kesetiaan merupakan perbuatan yang mulia diantara yang paling mulia dan mencerminkan bagaimana tingkat sraddha dan bhakti seorang tersebut, sehingga cerminan spiritualitas yang dimiliki setiap orang dapat dilihat dari sejauhmana tingkat kesetiaan orang itu.

Dalam ajaran Ajaran Agama, banyak ajaran yang menuntun dan menekankan supaya setiap umat selalu bersikap setia, salah satunya adalah ajaran Panca Satya. Panca Satya merupakan ajaran lima kesetiaan yang harus dilaksanakan, yaitu:

1.  Satya Wacana, Satya wacana adalah kesetian dalam berkata-kata, apapun yang diucapkan harus           jujur dan benar. Contohnya adalah, apapun yang diucapkan memang benar adanya, tidak dilebih-         lebihkan dan tidak dikurang-kurangi.

2.  Satya Hredaya, Satya Hredaya adalah kesetiaan terhadap kebenaran dan kejujuran kata hati,                apapun yang ada di hati itulah yang harus keluar dari mulut. Contoh: jika dalam hati menganggap        itu benar, maka sepatutnya kita menuruti apa kata hati dan kebenaran itu.

3.  Satya Laksana, Satya Laksana adalah sikap kesetiaan dan jujur pada perbuatan, apa yang                      diperbuata harus dilakukan dengan penuh tanggung jawab. Segala resiko dan hasil dari perbuatan        itu menjadi tanggung jawab si pelaku. Contoh: menerima dan bertanggung jawab setiap apa yang        diperbuat.

4.  Satya Mitra, Satya Mitra adalah kesetiaan dan jujur kepada teman, bagaimanapun keadaan teman,       baik dalam suka dan duka harus didampingi dan didukung. Contoh: selalu mensuport dan                     membantu teman baik suka maupun duka.

5. Satya Samaya, Satya Samaya adalah kesetiaan dan jujur terhadap janji. Janji adalah hutang,                 perkataan adalah cerminan pribadi orang. Bagaimanapun kehidupan dan keadaannya, wajib untuk       mmemenuhi janji dan mempertanggung jawabkan ucapan yang telah keluar. Contoh: menepati           setiap janji dan ucapan.

Mari sebagai manusia harus setia dengan apa yang menjadi kewajiban dan tanggung jawab. Dengan kesetiaan ini, dapat mebawa diri ini kedalam kehidupan yang lebih baik. Dan tidak dipungkiri, dengan kesetiaan manusia berada dalam jalan dharma sehingga dapat menciptakan kehidupan yang harmonis serta  meningkatkan kualitas Sang Diri. Syukuri dan jaga apa yang telah dimiliki, karena dengan demikian kehidupan ini menghargai sang Pencipta Tuhan Hyang Maha Esa. Sebagai umat, merupakan suatu keharusan dan pencapaian yang paling mulia apabila menjadi orang yang SETIA atau menjunjung tinggi KESETIAAN. Semoga bermanfaat, Terimakasih..

Semoga seluruh isi alam semesta ini berbahagia dan sejahtera..

Damai, damai, damai selalu di manapun dan kamanpun..

Jumat, 04 Agustus 2017

Ilmu Pengetahuan Yang Satwika (Utama dan Mulya)



Semoga Selalu Sehat dalam Lindungan Tuhan..

Ilmu Pengetahuan menjadi dasar yang harus dimiliki, sebab Ilmu Pengetahuan adalah modal dalam menjalani kehidupan dan suatu kebenaran yang berasa dari sang Pencipta. Namun dalam mencari Ilmu pengetahuan perlu diperhatikan betul bagaimana cara mendapatkannya dan sumber asal Ilmu Pengetahuan itu. Ilmu Pengetahuan yang Satwika tidak semata-mata didapatkan hanya berdasarkan apa yang didapatkan dari referensi, tetapi bagaimana ilmu pengetahuan itu  bisa diaplikasikan yang dapat diterima dan memberikan manfaat bagi masyarakat.  Dalam ajaran agama Hindu, konsep Ilmu Pengetahuan yang Baik/Satwika adalah yang disebut Tri Pramana Tiga yaitu sebagai berikut:

1. Tri Pramana (Agama, Anumana dan Pratyaksa)

Tri Pramana adalah tiga cara  cara mendapatkan ilmu pengetahuan melalui referensi, logika, dan Pengamatan. Yang pertama adalah Agama, adalah cara mendapatkan Ilmu Pengetahuan melalui Buku, Pustaka Suci, Guru atau orang-orang yang diakui kejujuran, ksucian dan keluhuran pribadinya. Cara mendapatkan Ilmu Pengetahuan ini adalah  cara yang paling umum didapatkan. Yang kedua Anumana adalah cara mendapatkan Ilmu Pengtahuan melalui kejadian dengan perhitungan yang logis. Ada sebab ada akibat, sebagai contoh, di mana ada asap, di situ pasti ada api. Yang ketiga adalam Pratyaksa adalah cara mendapatkan ilmu pengetahuan dengan panca indria atau pengamatan langsung. Contoh, dengan melihat kita tahu apa yang ada disekitar kita.

2. Tri  Pramana (Sastratah, Gurutah dan Swatah)

Adalah tiga cara mendapatkan dan memahami Ilmu Pengetahuan dengan petunjuk dari sastra, guru dan alam/Tuhan supaya pengetahuan yang didapatkan bisa dipercaya. Sastratah adalah memahami pengetahuan melalui sastra atau Tattwa. Dengan sastra ini segala pengetahuan memiliki dasar tertulis yang dapat digunakan sebagai pedoman atau referensi. Gurutah adalah memahami Ilmu pengetahuan melalui nasehat dan pengalaman dari orang tua atau orang yang Jujur dan mamiliki kelakuan yang baik. memalui Gurutah ini, pemahaman dan kebenaran ilmu pengetahuan bisa dikuatkan oleh orang yang telah berpengalaman. Swatah adalah cara memahami Ilmu pengetahuan melalui Alam Semesta/Sang Pencipta. Dengan cara ini bisa kita bisa langsung melihat dan merasakan keaggungan Tuhan dengan segala ciptaan dan kehendaknya yang ada di alam semseta ini.

3. Tri Pramana (Desa, Kala dan Patra)

Adalah tiga cara mengamalkan ilmu pengetahuan yang didapat dengan mempertimbangkan Fenomena yang terjadi di sekitar. Sehingga Ilmu Pengetahuan tidak bertentangan terhadap lingkungan sekitar. Desa adalah tempat yang digunakan sebagai acuan bagaimana Pengetahuan itu didapatkan dan bisa berguna dengan baik. Misalnya, setiap pengetahuan yang dimiliki dan didapat belum tentu cocok dengan karakter Desa yang ditemui. Sehingga bagaimanapun Pengetahuan yang kita miliki harus bisa diterima dan disesuaikan di manapun berada. Kala adalah cara mendapatkan dan mengamalkan ilmu dengan mempertimbangkan waktu, Ilmu Pengetahuan yang didapat harus menyesuaikan dengan keadaan waktu yang dihadapi. Sebagai contoh, pengetahuan yang hanya cukup memerlukan waktu 1 hari tetapi ditempat lain perlu waktu berhari-hari. Waktu yang lama ini harus dihapus sehingga bisa menyesuaikan dengan perkembangan. Sedangkan Patra adalah memahami dan mengamalkan pengetahuan melalui Kondisi yang ada. Setiap pengetahuan yang dimiliki belum tentu bisa didapatkan dalam kondisi yang sama, sehingga memerlukan penyesuaian kondisi. Sebagai contoh, tidak bisa dipaksakan ilmu yang dimiliki bisa diterima pada kondisi apapun. Sehingga harus memeperhatikan kondisi yang ada.

Ketiga konsep diatas merupakan rancangan ajaran Hindu untuk menuntun dan memberikan pedoman kepada umatnya dalam cara memiliki ilmu pengetahuan yang Satwika, tidak cukup dengan referensi saja, tetapi bagaimana memahami ilmu pengetahuan itu dengan baik dan tepat sehingga dalam praktek tidak menjadi bahaya terhadap kehidupa dan juga bagaimana Pengetahuan yang dimiliki mampu diterima pada tempat, waktu dan kondisi yang berbeda, sehingga tidak memberatkan dan membebani lingkungan sekitar. Jadi, marilah lebih bijak dalam mendapatkan pengetahuan. Pengetahuan yang Satwika dalah pengetahuan yang bisa memberi manfaat yang dan kemajuan bagi kehidupan ini. Semoga bermanfaat. Terimakasih...

Semoga Semua Mahluk Hidup Berbahagia..
Damai, Damai dan damai kapanpun dan di manapun..

Kamis, 03 Agustus 2017

SEHAT DENGAN TRI KAYA PARISUDHA


Semoga Selalu dalam keadaan sehat dan lindungan Tuhan..

Tri kaya parisudha adalah ajaran Weda yang sangat dasar. Dari tiga kerangka dasar agama Hindu yaitu Tatwa, Etika, dan Upacara, Ajaran ini tergolong pada etika. Kenapa demikian? Karena ajaran ini mengajarkan kita bagaimana tatacara prilaku kita menjalankan kehidupan ini dengan mahluk lain. Tri kaya parisuda berasal dari kata sansekerta, Tri artinya tiga, Kaya artinya karya/perbuatan dan Parisudha adalah penyucian/Perbaikan. Jadi Tri Kaya Parisudha adalah tiga perbuatan atau perilaku yang harus disucikan. Perilaku yang mana saja?

Yang pertama adalah Manahcikamanahcika  artinya Berpikir yang baik, kita harus selalu berpikir yang baik karena pikiran merupakan awal dari perilaku kita, pikiran yang mengundang sifat dan seluruh organ tubuh untuk melakukan sesuatu. Maka sebaiknya,  jika pikiran kita selalu baik maka hal yang baik pula akan kita berikan dan dapatkan.

Yang kedua adalah WacikaWacika artinya Berkata yang baik. Kita harus selalu berkata yang baik, karena dengan berkata yang baik, segala kebaikan itu akan datang dalam kehidupan kita. Dengan berkata yang baik, akan membuat orang di sekeliling kita merasa nyaman dan suka dekat dengan kita.

Yang ketiga adalah Kayika, kayika artinya Berbuat yang baik. Kita harus selalu berbuat yang baik, perbuatan kita dipengaruhi oleh pikiran dan perkataan kita, maka baiknya kita harus selalu berfikir dan barkata yang baik terlebih dulu agar segala tindakan kita menjadi baik pula. Dengan berbuat yang baik, maka kita akan terselamatkan dalam hidup ini dan orang yang berada di sekitar juga merasa beruntung serta berbahagia.

Ketiga prilaku diatas memiliki keterkaitan yang sangat erat, berawal dari pikiran yang menjadi penentu utama untuk menjalani kehidupan ini dengan baik. Pikiran yang baik dan positif akan membawa kita ke dalam hal yang baik dan positif pula. Begitu juga dengan perkataan dan perbuatan, akan menjadi baik apabila diawali dengan pikiran yan positif.

Meskipun ajaran ini sangat dasar dan sederhana, tapi ajaran ini akan membawa kita  mencapai tujuan umat Hindu, yaitu moksartam jagad dita ya cai iti dharma yang artinya kebebasan di dunia dan di akhirat. Sering kali mengalami kesulitan mempraktekan ajaran ini dengan baik. Walaupuan manusia dipengaruhi oleh indria-indria dan  tidak luput dari kesalahanmari berusaha semaksimal mungkin untuk mempraktekan ajaran ini dengan baik. Agar kehidupan yang harmoni, bahagia dan sejahtera bisa tercipta di dunia ini. Dengan melakukan ajaran ini, rasa cinta kasih dan pengabdian pun akan muncul. Artinya ketika telah memberikan cinta kasih dan pengabdian kita terhadap mahluk lain, maka secara otomatis kita juga telah mencintai dan mengabdikan diri kita kepada  Tuhan.

Dengan selalu bersyukur, kita akan selalu merasa tenang dan riang. Dengan perasaan senang dan riang itu, maka pikiran kita akan selalu positif dan baik. Dengan pikiran yang positif kita akan sehat  jasmani maupun rohani, dengan demikian perkataan dan perbuatan kita pun akan baik pula.n Semua itu berawal dari perasaan, untuk membangun perasan yang baik, kuncinya adalah selalu bersyukur. Jadi, mari kita selalu bersyukur diawali malai setiap bangun pagi, ucapkalah syukur kepada Tuhan. Semoga bermanfaat. Terimakasih..

Semoga seluruh isi alam semesta ini berbahagia dan sejahtera.

Damai, Damai, Damai selamanya..

Selasa, 01 Agustus 2017

Ilmu Pengetahuan Menciptakan Kebahagiaan dan Kesejahteraan



Semoga selalu sehat dan lindungan Tuhan..

Lawan Sastra Ngesti Mulya, sebuah semboyan agung dari bapak Pendidikan kita “Ki Hadjar Dewantara” yang artinya Dengan Ilmu Pengetahuan atau Budaya mencita-citakan kebahagian dan kesejahteraan. Semboyan itu seiring dengan Kitab Suci Weda, yang menyatakan Ilmu Pengetahuan merupakan suatu bekal yang paling tinggi. Karena dengan ilmu pengetahuan segala prilaku dan gerak manusia tetap berada di jalan kebenaran/Dharma.

Dalam ajaran Hindu mengajarkan bahwa persembahan ilmu pengetahuan adalah persembahan paling tinggi diantara yang lainnya. Ilmu pengetahuan menjadi kebutuhan dan kewajiban dasar yang harus dimiliki. Itu sebabnya pada ajaran Catur Asrama, empat jenjang kehidupan menempatkan posisi Brahmacari di awal. Brahmacari yang merupakan masa menuntut ilmu, hendaknya digunakan masa ini sebaik-baiknya dan semaksimal mungkin, karena perlu kita sadari betul bahwa begitu pentingnya ilmu pengetahuan bagi kehidupan. Tidak hanya sebagai bekal untuk menjalani hidup, tetapi dengan ilmu pengetahuan segala dosa dan kesalahan dapat dihindari. Seperti sloka di bawah ini:

Api ced asi papebhyah
Sarvebhyah papa-krt tamah,
Sarwam jnana-plavenaiva
Vrjinam santariyasi.
                                (Bhagawad Gita, IV.36)
Artinya:
Walau seandainya engkau paling berdosa di antara manusia yang memikil dosa, dengan perahu ilmu pengetahuan ini lautan dosa akan engkau seberangi.

Sangat tegas dalam Bhagawad Gita mengatakan Ilmu Pengetahuan sangat penting dan mulia, untuk itu pergunakan kesempatan lahir menjadi manusia untuk meningkatkan kualitas jiwa yang ada dalam diri dengan cara menuntut dan mencari ilmu setinggi-tingginya. Dengan ilmu pengetahuan aspek kehidupan dari berbagai bidang dapat dilalui dengan baik dan terarah. Terlebih lagi sebagai manusia yang memiliki tujuan kebebasan, kehidupan yang harmoni, damai, bahagia dan sejahtera dengan spritualitas masing-masing, memerlukan pedoman kehidupan yang harus dipatuhi dan dijalankan. Pedoman adalah  Agama, yang mana Agama juga memerlukan Ilmu pengetahuan untuk menerapkan ajaran-ajaran agama secara benar dan baik. Seperti sosok Jenius Albert Einstein mengatakan, “Ilmu Tanpa Agama Buta, Agama tanpa Ilmu itu lumpuh”.

Keutamaan Ilmu Pengetahuan itu bagi kehidupan ditekankan lagi dalam kitab Niti Sastra I.5 sebagai berikut:

“Sangat disayangkan jika orang kaya tiada mempunyai kepandaian, biarpun muda, tampan, keturunan bangsawan dan berbadan sehat, bila tiada pengetahuan mukanya pucat tiada bercahaya, seperti bunga dabdap, merah menyala namun tiada wangi”

Begitu pentinngya Ilmu pengetahuan bagi kehidupan ini, oleh karena itu setiap orang berkewajiban untuk menuntut ilmu setinggi-tingginya. Sehingga kesempatan menjadi manusia ini dapat berperan dan berbuat lebih banyak yang bermanfaat bagi orang banyak. Semoga bermanfaat. Terimakasih.

Semoga seluruh isi alam semesta ini berbahagia dan sejahtera..

Damai, Damai dan Damai selama-lamanya di manapun..