Selasa, 07 Maret 2017

Bangkitkan Semangat Beroganisasi



Semoga Selalu dalam Lindungan dan Kasih Tuhan.

Organisasi merupakan suatu aktifitas yang sangat penting untuk diikuti dan dipelajari, karena dengan mengikuti organisasi kematangan/kedewasaan seseorang dapat diciptakan. Bagaimana berinteraksi dengan anggota, bagaimana menyikapi perbedaan pendapat, bagaimana menjalin komunikasi yang baik dengan orang dll, itu bisa didapatkan dari organisasi. Organisasi ada yang bersifat Profit dan Non Profit, yang bersifat Profit pasti banyak yang berminat dan bertahan di Organisasi ini, tetapi bagaimana dengan organisasi Non Profit, semakin kesini organisasi Non Profit ini mulai pudar peminat. Minat orang untuk untuk berorganisasi Non Profit mulai terkikis oleh ego dan fasilitas yang telah dimiliki. Ego yang merasa bahwa orang tersebut telah memiliki kekayaan, Ego bahwa orang tersebut tidak dalam level itu dan ego seseorang yang merasa dirinya yang paling mampu dan bisa. kemudian pengaruh Fasilitas yang ada seperti alat komunikasi.

Perkembangan teknologi yang begitu pesat membuat semuanya semakin mudah dalam melakukan komunikasi dan koordinasi. Namun dibalik itu ada beberapa hal yang sebagian orang belum dapat menyikapi perkembangan tersebut sebagai ajang untuk memajukan diri, baik bekerjasama maupun interaksi. Kerjasama dan Interaksi inilah yang menjadi hiasan dalam organisasi yang sehat dan mapan. Berorganisasi memang bukan hal yang sulit, namun perlu manajeman waktu dan manajeman rasa yang baik untuk dapat terlibat banyak dalam Organisasi sosial. Ada 3 Aspek Manfaat penting dalam ikut berorganisasi.

1. Diri Sendiri

Mengikuti Organisasi Sosial memang suatu pilihan bagi kita, bagaimana kita menyikapi suatu organisasi akan menentukan sejauh mana kita bisa bertahan dalam organisasi tersebut. semakin lama kita bertahan, maka semakin banyak pengalaman dan Ilmu yang kita dapatkan. Seringnya terlibat dalam suatu organisasi membuta kita banyak belajar dan berkembang, mulai dari melatih seni memimpin, berbicara, menumbuhkan percaya diri, memanajeman target atau program kerja, mengelola pergaulan dll.

2. Orang Lain/Lingkungan

Munculnya organisasi-organisasi dapat membentuk lingkungan atau kebudayaan yang baik, dengan mengajak banyak orang untuk ikut berorganisasi, itu artinya pembelajaran-pembelajaran untuk bermasyarakat dan menentukan Visi-Misi bersama dapat tersusun dengan baik. Disamping itu, organisasi dapat mengajak masayarakat lebih aktif dalam lingkungan  dan sebagai pendukung proses sosialisasi yang berjalan di sebuah lingkungan masyarakat, sehingga kita dengan cepat mampu mengidentifikasi kendala-kendala yang terjadi di masyarakat.

3. Lembaga/Organisasi

Hubungan yang dijalin dalam berorganisasi bukan hanya terhadap pengurus, anggota, masyarakat atau lingkungan, tetapi juga terhadap Organisasi-Organisasi yang ada. Sinergisitas organisasi dapat menumbuh-kembangkan masing-masing organisasi. Disamping itu, kerjasama antar lembaga yang baik dapat digunakan sebagai pengawasan/pengontrolan terahadap kebijakan-kebijakan dan kinerja dari sebuah pemerintahan yang sedang berjalan. Dengan demikian, sinergisitas antara organisasi menjadi pondasi yang kuat untuk kemajuan suatu bangsa/negara.

Berorganisasi merupakan suatu pilihan bagi kita, kita memilih sebagai penonton atau sebagai pelaku, jika kita sebagai penonton artinya kita hanya melewati hidup tanpa berbuat apa-apa, lain halnya jika kita aktif dalam organiasi, paling tidak kita telah berkarya, ada yang kita lakukan untuk masyarakat. Yang menjadi kebanggaan tersendiri dalam berorganisasi adalah, bagaimana kita meninggalkan suatu warisan yang bermanfaat bagi generasi mendatang.

Ayo berorganisasi, jangan takut, jangan ragu, bagi kemampuamu kepada orang lain dan ciptakan suatu karya yang positif dan menguntungkan orang lain. Dari organisasi menuju puncak kehidupan yang jaya. Selamat berorganisasi...

Loka Samasta Sukhino Bhawantu...
Damai...


Jumat, 03 Maret 2017

Makna Ogoh-Ogoh


Semoga Selalu dalam Lindungan dan Kasih Tuhan..

Hari Suci Nyepi akan kita sambut dalam waktu dekat ini. Di Yogyakarta, penyambutan perayaan Nyepi diisi dengan berbagai acara, baik itu Acara Keagaman, Seni dan Budaya maupun acara Sosial Kemasyarakatan. Sala satunya adalah Pawai Seni dan Budaya atau seni Ogoh-Ogoh. Sejak Tahun 1983 Tahun saka 1904, setiap perayaan Nyepi ogoh-ogoh sangat menyemarakan kegiatan Rutual pengerupukan. sebenarnya, apa sih makna ogoh-ogoh ini?? mari kita bahas di bawah.

Ogoh-Ogoh berasal dari kata Ogah-Ogah, yang artinya objek yang dapat digoyangkan, yang murni merupakan hasil kretifitas seni oleh masyarakat Bali. Kreatifitas seperti ini tidak hanya dikenal di Bali saja, di kebudayaan Betawi sendiri dikenal sebagai Ondel-Ondel.  Asal-usul ogoh-ogoh  yang ada di Bali dimulai dari pada Jaman Dalem Balingkan, pada jaman itu ogoh-ogoh digunakan untuk acara pengabenan. Pada saat Upacara Ngusaba di Selat Karangasem, dibuat juga sosok orang-orangan dari jerai yang diarak keliling sawah dengan tujuan supaya hasil pertanian menjadi melimpah dan jauh dari hama. Dan yang terakhir adalah pada saat Raja Jaya Pangus melamar Putri Cina yang bernama Kang Cing Wei menggunakan Barong Landung sebagai simbol keduanya.

Ogoh-ogoh pada saat perayaan Nyepi benbentuk badan yang besar dan muka yang seram, itu dimaksudkan sebagai simbol Bhuta atau Raksasa. Yang mana pada saat satu hari menjelang Nyepi, Umat Hindu melaksanakan ritual Pengerupukan/Tawur yang bertujuan untuk Menyomya atau menetralisir energi-energi negatif yang ada disekitar kita, termasuk rumah, pekarangan dan juga desa. Ogoh-ogoh diarak keliling desa kemudian selesai diarak ogoh-ogoh dibakar atau dimusnahkan dengan tujuan supaya kekuatan-kekuatan jahat dan sifat-sifat raksasa juga ikut musnah.

Selalin digunakan pada saat pengerupukan, dengan munculnya ogoh-ogoh ini ruang untuk berkreatifitas dan berkarya dalam kemajuan seni dan budaya menjadi terbuka lebar dan menjadikan suatu ketertarikan tersendiri terhadap banyak orang. Di samping itu, dengan adanya budaya ogoh-ohoh ini, rasa kekeluargaan, kegotong-royongan, kesolidan dan kebersamaan akan menjadi kuat dan tertanam di generasi muda.

Ogoh-ogoh juga memberikan dampak yang baik bagi Pariwisata daerah. di Bali sendiri ini telah menjadi agedan Tahunan dalam festival seni dan budaya. tentunya dengan adanya festival ini, banyak wisatawan yang tertarik untuk menyaksikan festival ogoh-ogoh ini. Tidak hanya dibali, diseluruh daerah sebelum ogoh-ogoh dipakai pada saat malam pengerupukan, ogoh-ogoh ini difetivalkan/dipawaikan. di Jogjakarta sendiri Pawai ogoh-ogoh sudah dilaksanakan 3 kali sampai tahun ini di Sleman dan Malioboro. Tentunya dengan adanya Festival Ogoh-Ogoh ini, masyarakat yang ada di Jogja terhibur dari tontonan-tontonan dengan atraksi-atraksi yang mengedukasi. Pada titik akhir, ikon Pariwisata daerah Jogja dengan adanya Festival ini menjadi bertambah dan bervariasi.

Selamat berkarya, selamat melestarikan budaya, selamat mengembangkan Pariwisata daerah, Selamat memaknai setiap proses hari raya dan selamat meningkatkan rasa kekeluargaan, kebersamaan, kekompakan, gotong-royong dan kesolidan dengan adanya budaya Ogoh-ogoh.

Loka Samasta Sukhino Bhawantu..
Om Santi....

Kamis, 02 Maret 2017

Satwika, Rajasika dan Tamasik


Semoga selalu dalam Lindungan dan Kasih Tuhan..

Melaksanakan Yadnya, dalam hal ini dimaksud Ritual, banyak hal yang harus di siapkan. Mulai dari diii sendiri, tenaga, waktu, pikiran, uang, perasaan, dll kita korbankan untuk melaksanakan Yadnya. Sesuai dengan artinya, Yadnya adalah Pengorbanan Suci yang tulus iklas tanpa pamrih.

Selain itu, Interaksi dan Komunikasi juga merupakan hal yang sangat penting dalam melaksanakan Ritual. Bagaimana  berinteraksi dengan baik dan bagaimana melakukan komunikasi yang baik. Sangat penting untuk disadari melakukan hal yang besar tentu juga pengorbanan yang besar pula yang dibutuhkan. Sikap-sikap Positif dan Negatif selalu menyertai dan seringkali mempengaruhi pelaku Yadnya. Di saat inilah pelaku Yadnya diuji, bagaimana menyikapi pujian-pujian yang datang dan bagaimana menyikapi celaan-celaan yang ditujukan ke pelaku Yadnya.

Untuk menyikapi hal-hal yang Negatif,  perlu kesadaran penuh bagaimana esensi dari Yadnya dan fokus terhadap apa yang akan dilakukan. Supaya Ritual yang dihasilkan adalah ritual dengan kualitas yang terbaik dan memberikan makna yang mendalam. Veda memberikan tutunan untuk bagaimana kualitas Yadnya yang dipersembahkan. Ada tiga macam kualitas Yadnya yaitu:

1. Satwika Yadnya

Satwika Yadnya adalah jenis Yadnya/Ritual utama dan sebenarnya. Mulai dari Bahan, Proses, Pelaku dan Pemuput didapat dan dilakukan dengan baik.Bahan yang digunakan didapat dari cara yang baik dan bahan-bahan pilihan atau segar. Proses pembuatan yang menampilkan susana yang riang gembira, tempat yang bersih dan nyaman. Antara Pelaku/Pembuat Yadnya dan Pemuput karya/Pedanda harus memiliki ikatan yang kuat dan mampu menyampaikan apa yang menjadi maksud bersama.

2. Rajasika Yadnya

Rajasika Yadnya adalah Yadnya yang menampilkan unsur pamer dan keegoan. Di mana dalam proses pembuatan dan pelaku Yadnya memiliki kepentingan sendiri supaya dinilai orang lain sebagai pelaku yang paling bisa atau yang paling menguasai. Yadnya yang seperti ini biasanya dala proses pembuatnanya akan mengalami berdebatan-perdebatan dan kesalahpahaman. Sehingga pada saatnya tiba, kosentrasi dan tenaga tidak lagi dapat dituangkan, yang menyebabkan Pelaku, Pemuput dan yang menjadi tujuan tidak dapat bersinergi.

3. Tamasika Yadnya

Tamasika Yadnya adalah jenis Yadnya yang sangat tidak patut dan harus dihindari. Bahan yang tidak layak, tempat pembuatan yang kotor, proses pembuatan yang tidak sesuai dengan tatwa dan pelakunya membuat asal-asalan. jika demikian, bisa dibayangkan bagaimana hasil Yadnya yang diperoleh.

Harus disadari betul, dalam beryadnya hendaknya didasari hati yang suci, tulus dan tampa pamrih apapun. Landasi Yadnya itu dengan Satyam (Kebenaran), Siwam (Kesucian) dan Sundaram (Keindahan) dan Sesuaikan dengan Desa (Tempat), Kala (Waktu) dan Patra (Kondisi) sehingga apa yang menjadi pesembahan dan pengorbanan dapat memberikan kesan,  makna yang mendalam, memberikan hasil yang terbaik dan memberikan contoh untuk masa depan.

Mari kita renungkan dan intropeksi diri, bangun kebersamaan dan kasih sayang dengan demikian semoga kita yang bersaudara ini dapat menhadirkan keharmonisan, kedamaian dan kebahagiaan..

Loka Samasta Sukhino Bhawantu..
Om Santi...