Senin, 07 Agustus 2017

Kesetiaan Keutamaan Dari Dharma




Semoga Selalu Sehat dalam Lindungan Tuhan.

Kesetiaan adalah perbuatan dharma yang paling mulia dan utama. Dengan kesetiaan ini kita bisa mempertahankan keutamaan menjadi manusia. Banyak hal yang bisa dilakukan untuk bisa menjalani hidup dengan baik dan memperbaiki kualitas Sang Diri ini. Tentunya adalah setiap perbuatan harus dilandasi dengan dharma dan norma yang ada. Tantangan dan godaan hidup membuat manusia berada dalam lingkaran karma yang harus dilalui. Banyak manusia berhasil melewati godaan dan tantangan hidup, tetapi banyak pula yang jatuh dalam melewati godaan dan tantangan hidup ini. Tidak mudah memang bagi manusia selalu berada di jalan Dharma di tengah godaan dan tatangan hidup yang demikian komplek ini, tetapi dengan menerapkan ajaran Agama yang ada, menjamin manusia mampu melewati segala godaan dan tantangan itu.

Menjadi manusia yang setia merupakan suatu penghargaan tertinggi bagi ikatan karma dan kesempatan hidup  yang dilalui oleh manusia. Begitu pentingnya kesetiaan bagi kehidupan ini, sehingga perlu digaris bawahi kesetiaan merupakan suatu landasan untuk mencapai tujuan hidup ini yang harmonis dan sejahtera. Dalam Slokantara Sloka 2.6 disebutkan:

“Membuat telaga untuk umum itu lebih baik daripada menggali seratus sumur. Melakukan yadnya (korban suci) itu lebih tinggi mutunya daripada membuat sertus telaga. Pempunyai seorang putra itu lebih berguna daripada melakukan seratus yadnya. Dan menjadi manusia yang setia itu jauh lebih tinngi mutunya dan gunanya daripada mempunyai seratus putra.”

Nilai kesetiaan itu sangatlah tinggi, seperti yang tertuang dalam kitab Slokantara. Sehingga sebagai manusia kesetiaan merupakan perbuatan yang mulia diantara yang paling mulia dan mencerminkan bagaimana tingkat sraddha dan bhakti seorang tersebut, sehingga cerminan spiritualitas yang dimiliki setiap orang dapat dilihat dari sejauhmana tingkat kesetiaan orang itu.

Dalam ajaran Ajaran Agama, banyak ajaran yang menuntun dan menekankan supaya setiap umat selalu bersikap setia, salah satunya adalah ajaran Panca Satya. Panca Satya merupakan ajaran lima kesetiaan yang harus dilaksanakan, yaitu:

1.  Satya Wacana, Satya wacana adalah kesetian dalam berkata-kata, apapun yang diucapkan harus           jujur dan benar. Contohnya adalah, apapun yang diucapkan memang benar adanya, tidak dilebih-         lebihkan dan tidak dikurang-kurangi.

2.  Satya Hredaya, Satya Hredaya adalah kesetiaan terhadap kebenaran dan kejujuran kata hati,                apapun yang ada di hati itulah yang harus keluar dari mulut. Contoh: jika dalam hati menganggap        itu benar, maka sepatutnya kita menuruti apa kata hati dan kebenaran itu.

3.  Satya Laksana, Satya Laksana adalah sikap kesetiaan dan jujur pada perbuatan, apa yang                      diperbuata harus dilakukan dengan penuh tanggung jawab. Segala resiko dan hasil dari perbuatan        itu menjadi tanggung jawab si pelaku. Contoh: menerima dan bertanggung jawab setiap apa yang        diperbuat.

4.  Satya Mitra, Satya Mitra adalah kesetiaan dan jujur kepada teman, bagaimanapun keadaan teman,       baik dalam suka dan duka harus didampingi dan didukung. Contoh: selalu mensuport dan                     membantu teman baik suka maupun duka.

5. Satya Samaya, Satya Samaya adalah kesetiaan dan jujur terhadap janji. Janji adalah hutang,                 perkataan adalah cerminan pribadi orang. Bagaimanapun kehidupan dan keadaannya, wajib untuk       mmemenuhi janji dan mempertanggung jawabkan ucapan yang telah keluar. Contoh: menepati           setiap janji dan ucapan.

Mari sebagai manusia harus setia dengan apa yang menjadi kewajiban dan tanggung jawab. Dengan kesetiaan ini, dapat mebawa diri ini kedalam kehidupan yang lebih baik. Dan tidak dipungkiri, dengan kesetiaan manusia berada dalam jalan dharma sehingga dapat menciptakan kehidupan yang harmonis serta  meningkatkan kualitas Sang Diri. Syukuri dan jaga apa yang telah dimiliki, karena dengan demikian kehidupan ini menghargai sang Pencipta Tuhan Hyang Maha Esa. Sebagai umat, merupakan suatu keharusan dan pencapaian yang paling mulia apabila menjadi orang yang SETIA atau menjunjung tinggi KESETIAAN. Semoga bermanfaat, Terimakasih..

Semoga seluruh isi alam semesta ini berbahagia dan sejahtera..

Damai, damai, damai selalu di manapun dan kamanpun..

Jumat, 04 Agustus 2017

Ilmu Pengetahuan Yang Satwika (Utama dan Mulya)



Semoga Selalu Sehat dalam Lindungan Tuhan..

Ilmu Pengetahuan menjadi dasar yang harus dimiliki, sebab Ilmu Pengetahuan adalah modal dalam menjalani kehidupan dan suatu kebenaran yang berasa dari sang Pencipta. Namun dalam mencari Ilmu pengetahuan perlu diperhatikan betul bagaimana cara mendapatkannya dan sumber asal Ilmu Pengetahuan itu. Ilmu Pengetahuan yang Satwika tidak semata-mata didapatkan hanya berdasarkan apa yang didapatkan dari referensi, tetapi bagaimana ilmu pengetahuan itu  bisa diaplikasikan yang dapat diterima dan memberikan manfaat bagi masyarakat.  Dalam ajaran agama Hindu, konsep Ilmu Pengetahuan yang Baik/Satwika adalah yang disebut Tri Pramana Tiga yaitu sebagai berikut:

1. Tri Pramana (Agama, Anumana dan Pratyaksa)

Tri Pramana adalah tiga cara  cara mendapatkan ilmu pengetahuan melalui referensi, logika, dan Pengamatan. Yang pertama adalah Agama, adalah cara mendapatkan Ilmu Pengetahuan melalui Buku, Pustaka Suci, Guru atau orang-orang yang diakui kejujuran, ksucian dan keluhuran pribadinya. Cara mendapatkan Ilmu Pengetahuan ini adalah  cara yang paling umum didapatkan. Yang kedua Anumana adalah cara mendapatkan Ilmu Pengtahuan melalui kejadian dengan perhitungan yang logis. Ada sebab ada akibat, sebagai contoh, di mana ada asap, di situ pasti ada api. Yang ketiga adalam Pratyaksa adalah cara mendapatkan ilmu pengetahuan dengan panca indria atau pengamatan langsung. Contoh, dengan melihat kita tahu apa yang ada disekitar kita.

2. Tri  Pramana (Sastratah, Gurutah dan Swatah)

Adalah tiga cara mendapatkan dan memahami Ilmu Pengetahuan dengan petunjuk dari sastra, guru dan alam/Tuhan supaya pengetahuan yang didapatkan bisa dipercaya. Sastratah adalah memahami pengetahuan melalui sastra atau Tattwa. Dengan sastra ini segala pengetahuan memiliki dasar tertulis yang dapat digunakan sebagai pedoman atau referensi. Gurutah adalah memahami Ilmu pengetahuan melalui nasehat dan pengalaman dari orang tua atau orang yang Jujur dan mamiliki kelakuan yang baik. memalui Gurutah ini, pemahaman dan kebenaran ilmu pengetahuan bisa dikuatkan oleh orang yang telah berpengalaman. Swatah adalah cara memahami Ilmu pengetahuan melalui Alam Semesta/Sang Pencipta. Dengan cara ini bisa kita bisa langsung melihat dan merasakan keaggungan Tuhan dengan segala ciptaan dan kehendaknya yang ada di alam semseta ini.

3. Tri Pramana (Desa, Kala dan Patra)

Adalah tiga cara mengamalkan ilmu pengetahuan yang didapat dengan mempertimbangkan Fenomena yang terjadi di sekitar. Sehingga Ilmu Pengetahuan tidak bertentangan terhadap lingkungan sekitar. Desa adalah tempat yang digunakan sebagai acuan bagaimana Pengetahuan itu didapatkan dan bisa berguna dengan baik. Misalnya, setiap pengetahuan yang dimiliki dan didapat belum tentu cocok dengan karakter Desa yang ditemui. Sehingga bagaimanapun Pengetahuan yang kita miliki harus bisa diterima dan disesuaikan di manapun berada. Kala adalah cara mendapatkan dan mengamalkan ilmu dengan mempertimbangkan waktu, Ilmu Pengetahuan yang didapat harus menyesuaikan dengan keadaan waktu yang dihadapi. Sebagai contoh, pengetahuan yang hanya cukup memerlukan waktu 1 hari tetapi ditempat lain perlu waktu berhari-hari. Waktu yang lama ini harus dihapus sehingga bisa menyesuaikan dengan perkembangan. Sedangkan Patra adalah memahami dan mengamalkan pengetahuan melalui Kondisi yang ada. Setiap pengetahuan yang dimiliki belum tentu bisa didapatkan dalam kondisi yang sama, sehingga memerlukan penyesuaian kondisi. Sebagai contoh, tidak bisa dipaksakan ilmu yang dimiliki bisa diterima pada kondisi apapun. Sehingga harus memeperhatikan kondisi yang ada.

Ketiga konsep diatas merupakan rancangan ajaran Hindu untuk menuntun dan memberikan pedoman kepada umatnya dalam cara memiliki ilmu pengetahuan yang Satwika, tidak cukup dengan referensi saja, tetapi bagaimana memahami ilmu pengetahuan itu dengan baik dan tepat sehingga dalam praktek tidak menjadi bahaya terhadap kehidupa dan juga bagaimana Pengetahuan yang dimiliki mampu diterima pada tempat, waktu dan kondisi yang berbeda, sehingga tidak memberatkan dan membebani lingkungan sekitar. Jadi, marilah lebih bijak dalam mendapatkan pengetahuan. Pengetahuan yang Satwika dalah pengetahuan yang bisa memberi manfaat yang dan kemajuan bagi kehidupan ini. Semoga bermanfaat. Terimakasih...

Semoga Semua Mahluk Hidup Berbahagia..
Damai, Damai dan damai kapanpun dan di manapun..

Kamis, 03 Agustus 2017

SEHAT DENGAN TRI KAYA PARISUDHA


Semoga Selalu dalam keadaan sehat dan lindungan Tuhan..

Tri kaya parisudha adalah ajaran Weda yang sangat dasar. Dari tiga kerangka dasar agama Hindu yaitu Tatwa, Etika, dan Upacara, Ajaran ini tergolong pada etika. Kenapa demikian? Karena ajaran ini mengajarkan kita bagaimana tatacara prilaku kita menjalankan kehidupan ini dengan mahluk lain. Tri kaya parisuda berasal dari kata sansekerta, Tri artinya tiga, Kaya artinya karya/perbuatan dan Parisudha adalah penyucian/Perbaikan. Jadi Tri Kaya Parisudha adalah tiga perbuatan atau perilaku yang harus disucikan. Perilaku yang mana saja?

Yang pertama adalah Manahcikamanahcika  artinya Berpikir yang baik, kita harus selalu berpikir yang baik karena pikiran merupakan awal dari perilaku kita, pikiran yang mengundang sifat dan seluruh organ tubuh untuk melakukan sesuatu. Maka sebaiknya,  jika pikiran kita selalu baik maka hal yang baik pula akan kita berikan dan dapatkan.

Yang kedua adalah WacikaWacika artinya Berkata yang baik. Kita harus selalu berkata yang baik, karena dengan berkata yang baik, segala kebaikan itu akan datang dalam kehidupan kita. Dengan berkata yang baik, akan membuat orang di sekeliling kita merasa nyaman dan suka dekat dengan kita.

Yang ketiga adalah Kayika, kayika artinya Berbuat yang baik. Kita harus selalu berbuat yang baik, perbuatan kita dipengaruhi oleh pikiran dan perkataan kita, maka baiknya kita harus selalu berfikir dan barkata yang baik terlebih dulu agar segala tindakan kita menjadi baik pula. Dengan berbuat yang baik, maka kita akan terselamatkan dalam hidup ini dan orang yang berada di sekitar juga merasa beruntung serta berbahagia.

Ketiga prilaku diatas memiliki keterkaitan yang sangat erat, berawal dari pikiran yang menjadi penentu utama untuk menjalani kehidupan ini dengan baik. Pikiran yang baik dan positif akan membawa kita ke dalam hal yang baik dan positif pula. Begitu juga dengan perkataan dan perbuatan, akan menjadi baik apabila diawali dengan pikiran yan positif.

Meskipun ajaran ini sangat dasar dan sederhana, tapi ajaran ini akan membawa kita  mencapai tujuan umat Hindu, yaitu moksartam jagad dita ya cai iti dharma yang artinya kebebasan di dunia dan di akhirat. Sering kali mengalami kesulitan mempraktekan ajaran ini dengan baik. Walaupuan manusia dipengaruhi oleh indria-indria dan  tidak luput dari kesalahanmari berusaha semaksimal mungkin untuk mempraktekan ajaran ini dengan baik. Agar kehidupan yang harmoni, bahagia dan sejahtera bisa tercipta di dunia ini. Dengan melakukan ajaran ini, rasa cinta kasih dan pengabdian pun akan muncul. Artinya ketika telah memberikan cinta kasih dan pengabdian kita terhadap mahluk lain, maka secara otomatis kita juga telah mencintai dan mengabdikan diri kita kepada  Tuhan.

Dengan selalu bersyukur, kita akan selalu merasa tenang dan riang. Dengan perasaan senang dan riang itu, maka pikiran kita akan selalu positif dan baik. Dengan pikiran yang positif kita akan sehat  jasmani maupun rohani, dengan demikian perkataan dan perbuatan kita pun akan baik pula.n Semua itu berawal dari perasaan, untuk membangun perasan yang baik, kuncinya adalah selalu bersyukur. Jadi, mari kita selalu bersyukur diawali malai setiap bangun pagi, ucapkalah syukur kepada Tuhan. Semoga bermanfaat. Terimakasih..

Semoga seluruh isi alam semesta ini berbahagia dan sejahtera.

Damai, Damai, Damai selamanya..

Selasa, 01 Agustus 2017

Ilmu Pengetahuan Menciptakan Kebahagiaan dan Kesejahteraan



Semoga selalu sehat dan lindungan Tuhan..

Lawan Sastra Ngesti Mulya, sebuah semboyan agung dari bapak Pendidikan kita “Ki Hadjar Dewantara” yang artinya Dengan Ilmu Pengetahuan atau Budaya mencita-citakan kebahagian dan kesejahteraan. Semboyan itu seiring dengan Kitab Suci Weda, yang menyatakan Ilmu Pengetahuan merupakan suatu bekal yang paling tinggi. Karena dengan ilmu pengetahuan segala prilaku dan gerak manusia tetap berada di jalan kebenaran/Dharma.

Dalam ajaran Hindu mengajarkan bahwa persembahan ilmu pengetahuan adalah persembahan paling tinggi diantara yang lainnya. Ilmu pengetahuan menjadi kebutuhan dan kewajiban dasar yang harus dimiliki. Itu sebabnya pada ajaran Catur Asrama, empat jenjang kehidupan menempatkan posisi Brahmacari di awal. Brahmacari yang merupakan masa menuntut ilmu, hendaknya digunakan masa ini sebaik-baiknya dan semaksimal mungkin, karena perlu kita sadari betul bahwa begitu pentingnya ilmu pengetahuan bagi kehidupan. Tidak hanya sebagai bekal untuk menjalani hidup, tetapi dengan ilmu pengetahuan segala dosa dan kesalahan dapat dihindari. Seperti sloka di bawah ini:

Api ced asi papebhyah
Sarvebhyah papa-krt tamah,
Sarwam jnana-plavenaiva
Vrjinam santariyasi.
                                (Bhagawad Gita, IV.36)
Artinya:
Walau seandainya engkau paling berdosa di antara manusia yang memikil dosa, dengan perahu ilmu pengetahuan ini lautan dosa akan engkau seberangi.

Sangat tegas dalam Bhagawad Gita mengatakan Ilmu Pengetahuan sangat penting dan mulia, untuk itu pergunakan kesempatan lahir menjadi manusia untuk meningkatkan kualitas jiwa yang ada dalam diri dengan cara menuntut dan mencari ilmu setinggi-tingginya. Dengan ilmu pengetahuan aspek kehidupan dari berbagai bidang dapat dilalui dengan baik dan terarah. Terlebih lagi sebagai manusia yang memiliki tujuan kebebasan, kehidupan yang harmoni, damai, bahagia dan sejahtera dengan spritualitas masing-masing, memerlukan pedoman kehidupan yang harus dipatuhi dan dijalankan. Pedoman adalah  Agama, yang mana Agama juga memerlukan Ilmu pengetahuan untuk menerapkan ajaran-ajaran agama secara benar dan baik. Seperti sosok Jenius Albert Einstein mengatakan, “Ilmu Tanpa Agama Buta, Agama tanpa Ilmu itu lumpuh”.

Keutamaan Ilmu Pengetahuan itu bagi kehidupan ditekankan lagi dalam kitab Niti Sastra I.5 sebagai berikut:

“Sangat disayangkan jika orang kaya tiada mempunyai kepandaian, biarpun muda, tampan, keturunan bangsawan dan berbadan sehat, bila tiada pengetahuan mukanya pucat tiada bercahaya, seperti bunga dabdap, merah menyala namun tiada wangi”

Begitu pentinngya Ilmu pengetahuan bagi kehidupan ini, oleh karena itu setiap orang berkewajiban untuk menuntut ilmu setinggi-tingginya. Sehingga kesempatan menjadi manusia ini dapat berperan dan berbuat lebih banyak yang bermanfaat bagi orang banyak. Semoga bermanfaat. Terimakasih.

Semoga seluruh isi alam semesta ini berbahagia dan sejahtera..

Damai, Damai dan Damai selama-lamanya di manapun..

Senin, 31 Juli 2017

Pentingnya Peran Orang Tua Dalam Perkembangan Pendidikan Anak


Semoga selalu dalam keadaan sehat dan lindungan Tuhan..

Pendidikan merupakan suatu kebutuhan yang wajib didapatkan oleh anak-anak dan generasi penerus kita. Dengan pendidikan yang cukup generasi penerus mendapat pengetahuan yang cukup pula, semakin tinggi pendidikan yang didapatkan oleh anak-anak dan generasi, semakin tinggi pula pegetahuan yang dimiliki. Sehingga dalam menjalani kehidupan generasi mampu bersaing ketat dengan bekal pengetahuan yang dimiliki oleh anak-anak dan generasi.

Persaingan dan perkembangan kehidupan yang sangat cepat memerlukan pengetahuan yang tinggi baik dalam bidang akademis maupun sosial. Bidang akademis dibutuhkan untuk menopang segala kebutuhan administrasi sedangkan Bidang sosial berguna untuk mengenali dan membangun mitra dalam lingkungan persaingan. Sehingga dengan bekal akademis dan sosial yang tinggi, anak-anak dan generasi mampu mengatasi masalah-masalah dan tantangan dalam perkembangan kehidupan ini. Bisa digarisbawahi bahwa demikian pentingnya Pendidikan dan Sosial  itu.

Yang masih banyak terjadi di masyarakat adalah, masih banyak menganggap pendidikan tidak perlu tinggi tetapi cukup dengan berperilaku yang baik dan secepatnya bekerja. Memang tidak ada yang salah dengan hal itu, tetapi apabila ada pilihan dengan pendidikan yang tinggi kita dapat berperilaku baik, peluang untuk berhasil lebih besar, mendapatkan posisi yang baik dan lebih bermanfaat bagi orang banyak, tentunya kita pasti memilih pilihan ini. Masuknya anak-anak dan generasi ke jurang pemikiran yang konvensional dan perkembangan teknologi membuat anak-anak dan generasi membatasi diri dalam bersosial  sehingga keadaan yang demikian membuat sulit bersaing diperkembangan kehidupan ini. Di sinilah peran orang tua dibutuhkan untuk mengubah pola pikir yang demikian.

Peran orang tua terhadap perkembangan pendidikan anak-anak dan genarasi sangatlah penting, orang tua harus tampil meyakinkan untuk menjamin anak-anak mendapatkan pendidikan yang setinggi-tingginya. Jangan sampai motivasi belajar anak menurun ketika melihat sikap, komitmen dan keadaan orang tua yang pada akhirnya membuat anak-anak memutuskan untuk berhenti sekolah dan lebih baik bekerja untuk membantu orang tua. Sehinggan apabila yang terjadi demikian maka kemampuan bersaing juga akan lemah.

Persaingan yang begitu ketat dan peraturan-peraturan yang dikeluarkan mengharuskan pemilik keahlian harus memiliki lisensi atau pengakuan secara administratif, sehingga banyak yang terseleksi dan terhambat dalam meningkatkan posisinya. Oleh karena itu, buang sejenak pemikiran yang konvensional dan mari bergegas dan semangat untuk mendapatkan pendidikan yang setingi-tingginya. Tidak ada kata terlambat dan berakhir untuk mendapatkan pendidikan yang setinggi-tingginya. Seperti Sosok Bapak Pendidikan Ki Hajar Dewantara kita Menyampaikan “Lawan Sastra Ngesti Mulya” yang artinya “Dengan Ilmu Pengetahuan dan Budaya kita mencita-citakan Kebahagiaan dan Kesejahteraan”.

Kesimpulannya adalah, begitu pentingnya pengetahuan yang diakui secara administratif dan Sosial bagi perkembangan kehidupan ini. Maka dari itu, orang tua berkewajiban untuk mendorong dan memotivasi anak-anak dan generasi belajar dan menjamin mendapatkan pendidikan yang setinggi-tingginya. Kemudian dorong anak-anak dan generasi untuk terlibat aktif dalam organisasi dan masyarakat, supaya anak-anak dan generasi mampu bersosial dan mengenali kendala-kendala yang dialami masyarakat dan kebutuhan-kebutuhan yang diperlukan masyarakat. Semoga bermanfaat. Terimakasih..

Semoga seluruh isi alam semesta ini berbahagia dan sejahtera..

Damai, damai dan damai selalu...

Jumat, 21 Juli 2017

Generasi Hindu Wajib Tingkatkan Peran untuk Dharma Negara!!


Semoga selalu Baik dan dalam Lindungan Tuhan..

Konsep kehidupan dalam ajaran Agama Hindu memberikan jaminan kesejahteraan dan kedamaian dalam menjalani hidup di manapun umat Hindu berada.  Dengan melaksanakan dan patuh terhadap apa yang diajarkan Hindu, umat Hindu akan selamat dan mampu menjadi panutan dalam kehidupan ini. Karena tidak hanya Dharma Agama yang dipraktekan tetapi juga Hindu sangat menjunjung tinggi Dharma Negara dan Kebudayaan apapun. Dharma agama adalah, kewajiban menjalankan ajaran-ajaran agama sedangkan Dharma Negara adalah, kewajiban untuk mematuhi dan menghormati aturan-aturan kepemerintahan.

 Dharma Agama dijadikan sebagai pedoman menjalani hidup untuk menjalin hunbungan yang baik dengan sang pencipta, sesama manusia serta lingkungan, dan juga untuk mencapai segala tujuan hidup. Dengan Dhrama Agama ini umat Hindu mampu membentuk karakter dan budi yang baik, sehingga penerapan ajaran-ajaran agama dapat dimaknai sebagai kewajiban yang tidak boleh lepas dan menjadi paham akan makna hidup ini sesungguhnya.

Dharma Negara dalam ajaran Hindu sudah tidak bisa diingkari lagi, Weda menegaskan umat hindu harus patuh dan hormat kepada negara dan pemerintah. Tidak hanya itu, Hindu mengajarkan umatnya untuk selalu berperan aktif dalam pembangunan negara dan menjaga kehormatan bangsa. Sebagai warga negara yang baik harus mampu menjaga ketertiban dan keutuhan Bangsa dengan cara jati diri dan bela negara terhadap bangsa tertanam dalam jiwa Hindu. Selain itu, pemerintah juga merupakan salah satu bagian dari Catur Guru yang harus dipatuhi dan dihormati yaitu sebagai Guru Wisesa.

Dalam kitab suci Veda disuratkan:
” Vayam rastre jagryama porohitah “.[Y.V.IX.23]
” Vayam tubhyam balihrtah syama “.[Ath.V.XII.1.2
Artinya :
Semoga kami waspada menjaga dan melindungi bangsa dan negara kami. Semoga kami dapat mengorbankan hidup kami untuk kemuliaan bangsa dan negara kami.

” Janam bibhrati bahudha mimasacam
Nana dharmanam prthivi yatokasam
Sahastram dhana dravinasya me duham
Dhruveva dhenur anapaspuranti “.[Ath.V.XII.1.45]
Artinya :
” Bekerjalah untuk tanah air dan bangsamu dengan berbagai cara. Hormatilah cita-cita bangsamu. Ibu Pertiwi sebagai sumber mengalirnya sungai kemakmuran dengan ratusan cabang. Hormatilah tanah airmu seperti kamu memuja Tuhan. Dari jaman abadi Ibu Pertiwi memberikan kehidupan kepadamu semua,karena itu Anda berhutang kepada-Nya “.

Dapat dimaknai beberapa sloka di atas, segala sesuatu yang berhubungan dengan Negara harus dihormati, dijaga dan dibangun untuk pemerintahan yang baik, maju, jaya dan sejahtera. Sehingga dengan demikian tujuan negara yang tertuang dalam UUD dan Pancasila dapat tercapai dan rasakan oleh masyarakat.

Mari sebagai generasi Hindu jangan ragu, jiangan takut  mengambil peran lebih banyak lagi dalam pembangunan dan menjaga kehormatan bangsa. Gunakan kesempatan menjadi manusia untuk memberikan manfaat dan guna kepada banyak orang. Sebagai generasi muda jangan takut untuk berkiprah dalam pembangunan dan menjaga bangsa, karena sudah menjadi kewajiban Hindu untuk hal itu yang sudah disuratkan dalam kitab suci Weda. Sehingga kewajiban Dharma Agama dan Dharma Negara dapat dijalankan dalam kehidupan ini. Junjung tinggi, jaga martabat bangsa, bangun negara, patuh kepada aturan negara dan hormati pemerintah itulah yang disebut generasi Hindu yang Suputra. Salam Pancasila, Merdeka!! Semoga bermanfaat.

Semoga seluruh isi alam semseta ini berbahagia dan sejahtera

Semoga selalu damai dimanapu berada.

Senin, 17 Juli 2017

Mantapkan Diri Dalam Memuja Dewa!

Gambar: mantramhindu.com


Semoga selalu sehat dan lindungan Tuhan..

Dewa merupakan sinar suci atau manifestasi dari Tuhan yang memiliki tugas dan fungsi masing-masing. Dewa berasal dari kata “Div” yang artinya sinar, karena sinar itu berasal dari Tuhan, sehingga disebut sinar suci. Ada 33 nama Dewa,  namun Dewa tertinggi dalam ajaran Agama Hindu adalah Tri Murti, yaitu Brahma, Wisnu, Siwa. Paham ini yang sangat dijunjung tinggi di Indonesia, bahwa Brahma, Wisnu dan Siwa merupakan suatu kesatuan yang tak dapat dipisahkan. Dalam kontek kehidupan, ada yang diciptakan, ada yang dipelihara dan ada yang dilebur. Hukum alam berjalan sedemikian jelas tanpa ada yang terlewati.

Tuhan memanifestasikan Diri-Nya dengan tujuan untuk memberikan pemahaman yang lebih sederhana tentang kemahakuasaan-Nya, Tuhan yang pada dasarnya bersifat Arcintya yang merupakan tidak terpikirkan, Nirguna tidak berwujud  sangat susah bagi seorang manusia untuk mengetahuinya. Dengan adanya Brahma (Pencipta), Wisnu (Pemelihara), dan Siwa (Pelebur)  yang berfungsi sebagai keseimbangan alam semesta ini sudah semestinya Hindu sangat bersyukur dan yakin dalam memuja.

Siklus hidup tidak lepas dari Uppeti (Lahir/diciptakan), Stiti (Hidup/dipelihara) dan Pralina (Mati/dilebur), ini semua merupakan rangkaian yang telah dicptakan oleh Tuhan sebagai penyeimbang kehidupan dan memberikan pemahaman yang mudah akan siklus hidup ini. Sehingga sebagai manusia, sudah sepatutnya kita menghormati, memohon dan memuja Dewa khususnya Tri Murti yang merupakan tiga kekuatan/sinar suci Tuhan untuk selalu memohon tuntunan dan petunjuk agar manusia dapat menjalankan hidup dengan baik. Seperti Sloka di bawah ini:

Bhadram karnebhih srnuyama dewa
Bhadram pasyemaksabhir yajatrah
Sthirair angais tustuvamsas tanubhir
Vyasema devahitam yadayuh
                                (Rgveda. 1.89.8)
Artinya:
Dewa! Semoga kami dapat mendengar apa yang baik didengar dengan telinga. Semoga kami dapat melihat apa yang baik dilihat, oh Dewa yang suci. Dengan anggota badan dan tubuh yang kuat, semoga kami dapat memujamu untuk mencapai rentangan hidup yang engkau tetapkan.

Kemuliaan dan keagungan tugas para Dewa hendaknya menjadikan manusia selalu ingat dan memuja Dewa, memuja Dewa bukan berarti tidak memuja Tuhan. Dewa sebagai perantara memuja Tuhan memberikan kemudahan bagi pemuja untuk menghubungkan sang diri dengan pencipta. Mereka yang penuh keyakinan dan dengan bhakti yang suci memuja Dewa akan sampai ke Tuhan. dalam Sloka di bawah ini disebutkan:

Ye py anya-dewata-bhakta
Yajante sraddhayanvitah
Te pi mam eva kaunteya
Yajanty avidhi-purvakam
                                (Bhagawad Gita. 9.23)

Artinya:
Bahkan mereka yang memuja para Dewa dengan penuh keyakinan, sesungguhnya juga memuja Aku (Tuhan). wahai putra Kunti, walau sebenarnya tidak menurut hukum yang ditetapkan.

Sloka di atas mengingatkan dan menegaskan, dalam melakukan pemujaan harus dilakukan dengan kkeyakinan yang penuh dan hati yang suci sehingga dapat mencapa apa yang menjadi tujuan. Keraguan akan membuat gagal dalam melakukan sesuatu, tetaplah memuja karena dengan memuja dapat menumbuhkan benih-benihn cinta kasih yang bisa ditebarkan dalam kehidupan ini. Semoga bermanfaat.

Semoga seluruh isi alam semesta ini hidup bahagia dan sejahtera..

Semoga damai di mana-mana..

Sabtu, 08 Juli 2017

Persembahan Adalah Sifat Tuhan.



Semoga selalu dalam keadaan sehat dan lindungan Tuhan.

Persembahan merupakan suatu bentuk tindakan yang dilakukan dengan hati yang tulus dan suci tanpa pamrih yang diberikan oleh siapapun. Dalam ajaran Hindu, persembahan menjadi hal yang pasti dilakukan oleh umat Hindu  setiap saat terutama kepada Tuhan/Sang Hyang Widi Wasa. Banyak macam persembahan yang dipersembahkan umat Hindu, ada yang mempersembahkan Ilmu, Seni, Bhakti/Sesaji, Lagu, Karya dan lain-lain. Dengan ajaran yang selalu mengarahkan umatnya  untuk selalu bhakti dan memuja Tuhan, atas dasar itulah yang menjadikan umat Hindu dengan teguh dan keyakinan kuat selalu melakukan persembahan. Dalam kitab suci dijelaskan:

Pra te yaksi pra ta iyarmi manma
Bhuvo yatha vandyo no havesu
Dhanvaniva prapa asi tvamagna
Iyaksa ve purave pratna rajan
                                (RegVeda X.4.1)
Artinya:
                Kepada-Mu kami persembahkan persembahan
                Kepada –Mu kami memuja
                Kepada-Mu yang dijujung dalam pujaan ini
    Engkai ibarat mata air di gurun pasir, bagi orang yang memuja-Mu, oh Agni, raja jaman           dahulu.

Dari sloka di atas dapat dimaknai sebagai ketekunan dan ketulusan manusia melakukan persembahan dan pemujaan kepada Tuhan karena selalu memberikan anugerah dan lindungan kepada umat manusia dengan keagungan dan kasih sayang-Nya.

Persembahan dan pemujaan menjadi hal yang wajib dilakukan oleh umat Hindu, praktek seperti itu menunjukan bahwa Hindu mengajarkan selain selalu memuja Tuhan dan untuk menumbuhkan rasa syukur dan terimakasih, maka diwujudkanlah dalam bentuk persembahan, bukan berarti Tuhan menginginkan persembahan, tetapi lebih penting dari hal itu adalah karena persembahan dan semua yang ada di dunia ini merupakan bagian dari Tuhan. Seperti sloka kitab suci di bawah ini:

Aham kratur aham yajnah
Swadaham aham ausadham
Mantro ham aham evajyam
Aham agnir aham hutam
                                (Bhagawad Gita. IX.16)
Artinya:
Aku adalah pesembahan kratur, Aku adalah kurban (sesajian), Aku adalah sesajen kepada para leluhur (svadha), Aku adalah bahan ramuan obat, Aku adalah mantra, Aku juga adalah Mentega murni, Aku adalah api dan Aku adalah persembahan (huta)

Dari sloka di atas dapat disimpulkan, persembahan adalah segenap sifat Tuhan, segenap keberadaan Sang Diri (Atma) yang universal. Apa yang kita peroleh kita berikan kembali Kepada-Nya, karena hadiah dan penyerahan adalah Dia (Tuhan).
Oleh karena itu, marilah kita tidak henti-hentinya melakukan suatu persembahan. Persembahan tidak harus dilakukan dalam wujud sesajian untuk Tuhan. tetapi bagaimana kita terus menerus melakukan suatu persembahan kepada siapapun. Sebagai contoh Persembahan kepada negara dengan wijud prestasi dan karya-karya yang membangun dan menjaga ketertiban, persembahan kepada masyarakat dengan wujud selalu melayani, persembahan kepada orang tua dengan wujud memberikan kebahagiaan dengan cara memberikan perhatian, kasih sayang dan merawat beliau, banyak hal bisa kita lakukan untuk kehidupan ini. Persembahkanlah sesuatu, persembahkanlah apa yang kita punya dan kita mampu, dan berlomba-lombalah melakukan persembahan, karena dengan persembahan itulah kedamaian dan kesejahteraan akan hadir dalam hidup ini. Semoga bermanfaat.


Semoga seluruh isi alam semesta ini berbahagia dan sejahtera.

Kamis, 06 Juli 2017

Vibhuti: Untuk Kedamaian dan Kesejahteraan.



Semoga selalu sehat dalam lindungan Tuhan..

Keberadaan Tuhan merupakan hal mutlak yang harus dipercayai dan resapi. Tuhan sebagai pencipta dari semua isi alam semesta ini menciptakan berbagai sifat diri-Nya untuk mudah dipahami. Namun masih ada yang menyangsikan keberadaan Tuhan dan meragukan kemahakuasaan-Nya dengan mengatakan bahwa Tuhan memiliki wujud yang terbatas dan Tuhan harus dibela. Tetapi Bagi mereka yang menyadari secara mendalam tentang kemahakuasaan Tuhan akan mendorong kesadaran tentang kesatuannya dengan Sang Ilahi dan berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan di dunia yang merupakan manifestasi dari pada-Nya. Pengetahuan tentang Tuhan yang secara sangat yakin akan membuat orang tersebut tanpa ragu atas kehadiran Tuhan dan orang yang seperti itu menuju pada pengetahuan Tuhan yang Transendental (Terutama). Seperti sloka di bawah ini:

Yo nah pita janita yo vidhata
Dhamani veda bhuvanani visva
Yo dewananm namdha eka eva tam
Samprasnam bhuvana yantyanya
                        (Regveda X.82.3)
Artinya:
            Tuhan bapa kami, pencipta  kami, yang mengetahui semua tempat, segala yang ada. Ia hanya Esa, memakai nama Deva yang bermacam-macam. Dialah yang dicari oleh semua mahluk dengan bertanya-tanya.

Tuhan mengetur alam semesta demi untuk kesejahteraan dan kedamaian ciptaanya, semua isi alam semesta ada di dalam diri-NYA namun sesungguhnya Dia sendiri terpisah dari ciptaanya-Nya. Kemahakuasaan Tuhan itu harusnya menjadi pengetahuan  bagi manusia, bahwa  hadir di mana pun berada. Pengetahuan tentang Tuhan harus dikuatkan dengan Bhakti atau pengabdian agar pengetahuan itu tidak terkikis dan dapat memberikan pencerahan. Dengan demikian Tuhan akan memperlihatkan diri dalam Roh manusia, sehingga membuat manusia menjadi terbiasa melakukan sifat-sifat ilahi yang agung seperti sifat yang penuh kasih sayang terhadap semua ciptaan Tuhan. Atas dasar Bhakti itulah Intelek manusia akan menjadi bersinar. Seperti pada sloka di bawah ini:

Tesam evanukampartam
Aham ajnana-jam tamah
Nasayami atma-bhawa-stho
Jnana-dipena bhasvata
                        (Bhagawad Gita. X.11)
Artinya:
Karena kasih sayang murni-Ku kepada mereka, yang bersemayam di dalam hatinya, aku menghancurkan kebodohan yang timbul oleh kegelapan, dengan sinar cahaya kebijaksanaan-Ku.

Menyikapi sloka di atas, sudah seharusnya manusia mengubah pola pemikiran jika Tuhan itu hanya milik satu kelompok atau berada jauh dari diri manusia. Jika manusia benar-benar dapat meresapi, maka kehadiran Tuhan itu selalu hadir disetiap nafas. Mereka yang merasakan kehadiran Tuhan di manapun berada, dengan sinar suci Kebijaksanaan-Nya dan Kasih Sayang Murni-nya kesejahteraan dan kedamaian akan selalu hadir untuk mereka dan alam semseta ini.

Jadi kesimpulannya adalah, Manusia yang dapat menyadari keberadaan-Nya di setiap saat, maka kedekatan dengan Tuhan akan sangat terasa dengan pengetahuan dan Bhakti  yang dimiliki. Bentuk Bhakti kepada Tuhan akan lebih baik jika manusia selalu menebarkan kasih sayang kepada setiap ciptaan-Nya. Jadi, mari kita fokus apa yang ada di sekeliling kita, syukuri apa yang telah dapat kita lihat dan miliki, jaga semua itu dan jadikan kehidupan kita ini sebagai kesempatan untuk  meningkatkan kualitas Jiwa yang ada di dalam diri. Semoga bermanfaaf..


Semoga seluruh isi alam semesta ini berbahagia dan sejahtera...

Selasa, 04 Juli 2017

Ketika Kita Dekat



Semoga selalu dalam keadaan baik dengan lindungan Tuhan.

Perasaan dan kondisi hati menggambarkan bagaimana hubungan seseorang dengan sang penciptanya/Tuhan. Kedekatan hubungan seseorang dengan pencipta mendorong untuk berbuat kebaikan dengan semua mahluk. Mereka yang memiliki hubungan dekat dengan sang penciptanya akan selalu dituntun dan dilindungi, sehingga bagaimanapun, kapanpun dan dimanapun orang itu berada, dia tidak akan takut oleh dan dengan siapapun. Orang yang seperti inilah yang senantiasa menebarkan kasih dan kedamaian dengan semua mahluk, sehingga keharmonisan hidup di sekitarnya menjadi harmonis dan bahagia.

Gerak-gerik, perilaku dan dalam melakukan kegiatan kerja, dilakukan dengan hati, pikiran dan perasaan yang tertuju kepada-Nya. Begitu juga dengan hasil setiap melakukan kerja, orang yang dekat dengan penciptanya akan selalu menyerakan hasil dari kegiatan kerja untuk sang pencipta. Sehingga orang  itu tidak terikat akan hasil pada setiap apapun yang dilakukannya. Kitab suci Reg Weda X.64.2 menjelaskan:

Kratuyanti Krtawo Hrstu Dhitayo
Venanti venah patayanta disah,
Na madita vidyate anya ebhyo
Dewasu me adhi kama ayamsata

Artinya:
Hati kami, pikiran kami dan perasaan kami tergerak mendambakan cinta kasih. Terbang melayang ke seluruh alam, tidak ada pemberian kenyamanan selama ini, hati kami tertambat kepada para Dewa/Tuhan.

Sloka di atas menegaskan, seorang yang dekat dengan penciptanya/Tuhan akan selalu ingat dan terdorong untuk menebarkan cinta kasih karena itu dilakukan sebagai cinta kasih seorang tersebut dengan Tuhan

Kemudian apakah agama dan status sosial manusia dapat menjamin kedekatannya dengan sang pencipta? Jawabanya bisa iya bisa tidak. Iya, Apabila orang tersebut dapat benar-benar memahami isi ajaran agama secara mendalam, orang tersebut akan dibimbing oleh pengetahuan itu, kemudian dengan pengetahuan itulah orang akan terdorong untuk berbuat hal yang positif. Dan jawaban tidak,  ketika orang yang secara belum tuntas dan mendalam dalam memahami setiap ajaran Agama. Bagi merekan yang  menganggap status sosial adalah suatu tanggung jawab dan kewajiban untuk memberikan keuntungan dan perlindungan bagi orang lain, maka orang tersebut akan terarahkan  untuk melayani dan membuat orang lain bahagia.

Selain  agama dan status sosial, melakukan kerja tanpa ikatan hasil juga dapat menggambarkan bagaimana kedekatan orang tersebut dengan sang pencipta. Orang yang sepreti ini merupakan orang-orang yang tidak memiliki beban pikiran, sebab segala sesuatu yang dilakukanya hanya sebagai bentuk Bhakti dan Pengorbanan kepada sang Pencipta. Dari prilaku itulah dapat membawa mereka kedalam kedamaian dan ketenangan.

Agama, status sosial, berkarma/berbuat menjadi terarah dan terstruktur apabila orang memiliki ilmu pengetahuan yang luas, setiap perbuatan dan gerak-gerik seseorang menjalani hidup akan lebih baik hasilnya apabila memiliki pengetahuan yang luas. Sebab ilmu pengetahuan itu ibarat jendela untuk melihat dunia dan mengetahui segalnya. Albert Einstein mengatakan “ilmu tanpa agama itu buta, agama tanpa ilmu itu lumpuh” Oleh karena itu, cari dan dapatkan pengetahuan seluas-luasnya, agar dalam melakukan Bhakti dan karma kita kepada Tuhan dapat berjalan baik dan memberikan kenyamanan dan kebahagian untuk orang lain. Apabila itu sudah bisa dilakukan, maka hugungan orang dengan Tuhan pasti sangat dekat dan  pada akhirnya gerak-gerik pikiran, hati dan perasaan  dapat menyatu dengan sang Pencipta/Tuhan. Seperti yang tetuang dalam kitab suci:

Sraddhawami labhete Jnanam
Tad-parah samyatendriyah,
Jnanam labhva param santim
Acirenadhibacchati
                        (Bhagawad Gita, IV.39)
Artinya:
Ia yang memiliki kepercayaan, pengabdian dan menguasai panca indranya, memperoleh pengetahuan, dengan memiliki ilmu pengetahuan ia menemui kedamaian abadi.

Kedekatan Sang Diri dengan Tuhan sangat penting, dengan pengetahuan yang dimiliki orang menjadi mengerti bagaimana sifat-sifat agung sang  Ilahi/Tuhan. Cinta, Welas Asih, Kasih Sayang dan Keadilan itulah sifat ilahi yang agung dan itulah yang harus ditebarkan dalam kehidupan ini. Semoga bermanfaat. Terimakasih.


Semoga seluruh isi alam semesta ini berbahagia dan sejahtera..

Senin, 03 Juli 2017

Jangan ada keraguan untuk Dharma!


Semoga dalam keadaan baik atas lindungan Tuhan,, 

Dari zaman Satya Yuga Dharma itu telah ditegakkan, seiring bergantinya zaman, disaat itu pula Dharma mulai merosot, hingga sampai zaman Kali Yuga, yang mana komposisi orang yang berada di jalan Dharma dan Adharma adalah 25 : 75. Maka janganlah heran apabila kabar kejahatan lebih sering kita dengar dari pada kabar kebaikan. Namun, walaupun demikian, tetaplah teguh memegang dan menjalankan Dharma, karena dengan Dharma tersebut kita mendapat keselamatan dan kebahagiaan. Kitab Sarasamusccaya menjelaskan:

Dharmikam pujayanti ca
na dhanandyam na kaminah
dhane sekakala kacid
dharmme tu param sukham
                        (Sarasamuccaya, 13)
Artinya:
Orang-Orang yang memuji orang yang melaksanakan dharma, mereka tidak memuji orang berharta atau orang yang sedang mabuk asmara. Orang sedikit mungkin mendapatkan kebahagiaan pada harta, namun dalam dharma orang mendapat kebahagiaan tertinggi.

Dharma merupakan merupakan suatu keindahan dan kewajiban sejati, orang yang berada di jaalan Dharma senantiasa akan terlindungi, dan yang melindungi langsung sang pencipta,  walaupun pada saat dunia ini akan kiamat seperti pada sloka di bawah ini:

Paritranaya sadhunam
vinasaya ca duskrtam,
dharma-samsthapanarthaya
sambhawami yuge-yuge
                          (Bhagawad Gita IV.8)

Artinya:
Untuk melindungi orang-orang baik dan untuk memusnakan orang yang jahat, AKU lahir ke dunia dari masa ke masa, untuk menegagkan dhrama.

Oleh karena itu, janganlah ragu untuk melaksanakan Dharma walaupun dalam kondisi apapun dan mantapkan diri untuk meyakini bahwa Tuhan senantiasa berada di pihak kebenaran, karena dia adalah Dharma itu sendiri. Kasih sayang dan welas asih pada akhirnya akan lebih berkuasa dari pada Harta, kekuasaan dan Nafsu. Dharma akan menaklukkan segalanya, karena dharma inilah yang merupakan kekuatan di balik semua penyakit, kematian, dan dosa-dosa akan diatasi oleh realitas yang merupakan keberadaan, kecerdasan dan kebahagiaan murni atau Sat, Cit dan Ananda. Dharma merupakan teladan dan contoh untuk umat manusia dalam menapak jalan dan mendaki tangga spiritual.


Orang yang senantiasa melaksanakan Dharama akan menjadi teladan dan cotoh bagi semua umat manusia, karena keberadaannya selalu membawa keselamatan dan kebahagiaan. Sehingga orang yang demikianlah yang disebut sebagai orang yang Sujjana (orang yang berbudi pekerti luhur dan terhindar dari kegelapan)

Semoga semua mahluk hidup berbahagia dan sejahtera..
Damai di dunia, damai di akhirat damai selamanya...