Senin, 22 Mei 2017

KATA-KATA


Semoga selalu sehat dan lindungan Tuhan.

Berpikir yang baik, berkata yang baik dan berbuat yang baik merupakan bagian dari Tri Kaya Parisuda. Ajaran etika ini merupakan ajaran yang sangat sederhana, namun secara tidak sengaja banyak orang yang susah dan sulit melaksanakan ajaran ini. Dari tiga bagian Tri Kaya Parisuda, berkata manjadi bagian yang sangat penting, karena dengan berkata orang bisa menjadi mulya dan juga menjadi menderita. Tutur kata yang baik atau orang yang pintar berbicara positif akan membawa orang tersebut menjadi mulya, tetapi apabila orang sembarangan berkata, mengeluarkan kata-kata yang tidak baik, maka malapetaka dan deritalah yang akan didapat. Oleh karena itu hindarilah perkataan yang tidak baik.

Dalam kitab Slokantara 60.39 perkataan itu akan menjadi larangan jika:

“Caci makian, bualan kosong, janji-janji palsu, dan nafsu yang tak kenal batas, semua ini harus dihindari oleh orang yang bijaksana. Karena bahaya jika dilakukan”

Sloka di atas mengajak supaya kita selalu hati-hati dan memilah dalam berkata, kata-kata itu sangat berbahaya karena kata-kata melukiskan kepribadian seseorang, bagaimana cara berbicara orang itu akan diketahui apakah orang itu baik atau tidak. Oleh karena itu, selalu berhati-hatilah dalam berkata, ada pepatah mengatakan, Lidahmu, harimaumu, memotong kepalamu artinya, setiap perkataan yang tidak baik baik disadari atau tidak akan membuat orang yang mendengarkan menjadi tersinggung bahkan menjadi terluka hatinya. Bisa dibayangkan bagaimana jadinya jika orang tersinggung dan terluka hatinya, maka bahaya yang akan didapat. 

Dalam kitab Nitisastra (V.3) dikatakan:

“Karena kata-kata engka mendapat kebahagian, karena kata-kata engkau menemui ajalmu, karena kata-kata engkau menderita nestapa dan karena kata-kata engkau mendapat kawan”

Jelas sekali, dengan kata-kata kita bisa menjadi baik dan maju, dengan kata-kata pula kita menjadi hancur. Tantangan kita adalah bagaimana kita bisa selalu berkata yang baik dalam situasi apapun, sehingga kata-kata kita menjadi penyejuk hati untuk orang yang mendengarkan perkataan kita. Walaupun sederhana, tetapi juga harus diperhatikan bahwa dalam berkata kita harus mengutamakan aspek etika harus diterapkan, supaya dari kata-kata kita mendapatkan kawan dan kebahagiaan. Contoh: Putu Putrayasa, menulis buku berjudul “Kaya modal Ngobrol” artinya kita harus bisa mengolah dan mengatur perkataan supaya kata-kata yang keluar dari mulut kita bisa menjadi anugerah.

Jadi, mari kita selalu kendalikan dan kelola perkataan kita, berkata adalah hal yang pasti kita lakukan setiap harinya, kita harusnya mencotoh Bapak Putu Putrayasa yang bisa bahagia dengan modal Ngobrol. Kendalikan hawa nafsu dan selalu bersyukurlah, karena dengan demikian kita telah meletakan pondasi untuk menghasilkan perkataan yang menjadi perbuatan baik yang membawa anugerah. Sederhana memang, tetapi apabila kita fungsikan dan gunakan perkataan kita kearah yang baik dan membangun, maka kebahagiaan itu akan dapat kita dapatkan. Lidah lebih tajam daripada pedang, artinya, pergunakanlah ketajaman itu untuk menebas musuh-musuh yang ada, bukan melukai atau menyakiti seorang yang bukan musuh. musuh yang dimaksud dalam hal ini adalah Adharma dan Awidya (Ketidakbenaran dan Ketidaktahuan).


Semoga semua mahluk hidup berbahagia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar