Senin, 15 Mei 2017

4 Jenis Orang Yang Memuja AKU (Tuhan)

Gambar: kompasonline.com

Semoga selalu sehat dan lindungan Tuhan.
.

Dalam keseharian, kita sering dipertemukan dengan hal-hal yang menimbulkan pertanyaan dalam hati dikala kita melaksanakan Yadnya. Sudahkan kita dengan tepat melaksanakan Yadnya? Apa yang menjadi dasar? Tentu jika kita lihat dari ajaran agama, yang dinamakan Yadnya adalah korban suci yang didasari dengan tulus iklas tanpa pamrih. Sembahyang merupakan yadnya yang kita lakukan setiap harinya, 3 kali sehari. Namaun apakah dalam sembahyang kita sudah dilakukan dengan baik??

Kerinduan umat untuk memuja Tuhan, dapat dilakukan dengan berbagai macam cara. Di samping itu disebutkan juga ada berbagai macam umat yang hendak melakukan pemujaan kepada Tuhan. Di antaranya pemujaNya itu, semua adalah termasuk orang-orang  yang baik hati. orang-orang yang baik hati melakukan pemujaan dengan cara mempelajari dan mengamalkan ilmu pengetahuan secara baik.

Seperti yang tercantum dalam Sloka Kitab Suci Bhagawad Gita VII.16

“Ada empat macam orang yang baik hati memuja padaKu, Wahai Bharatasabha mereka adalah yang sedang sengsara, yang sedang mengejar ilmu, yang sedang mengejar artha dan orang yang berbudi”

Sloka di atas dapat dimaknai, bahwa berbagai macam orang yang melakukan pemujaan dengan tujuan masing-masing. Terjadi ketimpangan dari arti Yadnya itu sendiri dengan kutipan sloka di atas, namun itulah keanggungan dan kemulyaan Tuhan, walaupun kita tidak secara verbal mengungkapan apa yang menjadi maksud kita, Tuhan telah mengetahui sebelumnya. Sehingga walaupun kita datang dengan keadaan apapun kita tetap diterima dan menjadi pemuja yang baik hati.

Orang yang sedang sengsara merupakan orang yang dalam kondisi kurang baik, butuh bantuan dan dibendung kebingungan. Kenapa bisa terjadi demikian? Tentu karena berbagai macam permasalahan hidup yang dihadapi yang tak kunjung henti. Pada saat inilah orang tersebut memohon petunjuk dari Tuhan untuk tegar menyelesaikan masalah hidup. Sehingga kita temukan orang yang sedang memuja mengadu dengan Tuhan hingga menangis atau dengan wajah yang terlihat menanggung beban yang berat.

Orang yang sedang Mengejar Ilmu merupakan orang yang sedang bersekolah, dalam keseharian contohnya di Pura, sering kita bertemu sesama mahasiswa atau siswa yang sedang melakukan pemujaan pada saat akan menghadapi ujian sekolah atau kampus. Jika kita lihat secara mendalam, bukan karena mereka ingin mendapatkan hasil yang baik, tapi bagaimana orang tersebut memohon restu kepada Tuhan supaya ujian dapat dilalui sengan baik. Sehingga pada saat musim ujian datang banyak mahasiswa/siswa yang datang kepura untuk bersembahyang.

Orang yang sedang mengejar Harta, merupakan orang yang melakukan pemujaan memohon supaya dalam setiap pekerjaan dapat dilalui dan diselesaikan dengan baik. Yang menjadi pengusaha, memohon supaya usaha dapat berjalan dan sukses dan yang sedang mencari pekerjaan memohon supaya mendapat pekerjaan yang baik. Jika ini dilakukan dengan tujuan untuk mensejahterakan keluarga dan untuk berderma tentu inilah yang seharusnya menjadi tujuan. Tetapi jika ini dilakukan untuk memperkaya diri dan gila akan harta, maka hati-hatilah, karena menjadi orang yang seperti ini adalah sangat berbahaya.

Orang yang berbudi, inilah orang yang paling utama dalam melakukan tujuan, orang yang berbudi datang untuk memuja murni karena kecintaan dan rasa syukur kepada Tuhan. Orang yang jenis inilah yang merupakan Satwika Bakti. Satwika Bhakti merupakan pemujaan yang paling utama, selain kecintaan dan rasa syukur yang menjadi dasar, orang tersebut juga tidak lupa mendoakan orang lain atau alam semesta supaya kedamain dan kesajahteran hadir dalam dunia ini. Bukan dalam arti orang yang seperti ini tidak memiliki masalah, butuh ilmu dan butuh artha tetapi mereka secara sadar dapat menyikapi hidup dan bagaimana hakekat hidup sebenarnya. Semoga kita selalu dituntun untuk menjadi pemuja yang berbudi.

Tidak ada yadnya yang tidak baik, tetapi bagaiman dasar ketulusan hati, proses dan cara yang kita lakukan itulah yang menjadi nilai utama dalam beryadnya. Sehingga dalam setiap proses dan cara kita harus selalu berpatokan tatwa dan mengamalkan Ilmu Pengetahuan. Sehingga dengan demikian Yadnya yang kita lakukan menjadi suatu yadnya yang utama, yaitu Satwika Yadnya.


Semoga semua mahluk hidup berbahagia..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar