Selasa, 10 Juli 2018

Hindu paling anti dengan Radikalisme!!



Hindu paling anti dengan Radikalisme!!
Om Swastyastu...

Dalam kehidupan berbangasa dan bernegara ada kelompok, partai politik, golongan yang menginginkan suatu perubahan untuk bangsa. Perubahan itu diinginkan tentu karena ada ketidakpuasan terhadap kepemimpinan. Tetapi dalam Dalam konteks berbangsa dan bernegara pergerakan menuju perubahan harus benar-benar diperhatikan supaya perubahan itu berhasil baik dan bisa diterima oleh golongan apapun. Jangan sampai pergerakan ini menjadi paksaan kepada golongan atau tidak benar dilakukan sehingga menimbulkan keresahan dan ketidaknyamanan, apalagi sampai menimbulkan korban jiwa, ini sungguh tidak dibenarkan baik dalam berbangsa maupun beragama. Keinginan perubahan dengan jalan paksaan dan kekerasan biasa disebut Radikalisme.

Radikalisme adalah paham atau ideologi yang menuntut perubahan dan pembaruan sistem sosial dan politik dengan cara kekerasan. Secara bahasa kata Radikalisme berasal dari bahasa Latin, yaitu kata “radix” yang artinya akar. Ensensi dari radikalisme adalah sikap jiwa dalam mengusung perubahan. Tuntutan perubahan oleh kaum yang menganut paham ini adalah perubahan drastis yang jauh berbeda dari sistem yang sedang berlaku. Dalam mencapai tujuannya, mereka sering menggunakan kekerasan. Radikalisme sering dikaitkan dengan terorisme, karena mereka akan melakukan apa saja untuk menghabisi musuhnya. Radikalisme sering dikaitkan dengan gerakan kelompok-kelompok ekstrim dalam suatu agama tertentu.

Hindu jelas melarang umatnya menganut paham radikalisme/Himsa Karma. Hindu mengajarkan umatnya untuk selalu menjalin hubungan yang baik dengan siapapun. Tidak hanya dengan Manusia, tetapi juga diwajibkan untuk menjalin hubungan yang baik dengan lingkungan sekitar. Dalam mewujudkan hubungan yang baik, umat Hindu senantiasa menjalankan falsafah wasudaiwa kutumbhakam dan tat twam asih, dengan falsafah inilah umat hindu selalu berpikir pajang dalam jika ingin melakukan kekerasan terhada orang lain. Dalam ajaran Hindu, dalam mencapai keinginan umat Hindu harus mengedepankan lima macam disiplin yaitu yang disebut dengan Panca Yama Brata. Yang pertama adalah Ahimsa (tidak menyakiti), Brahmacari (menuntut ilmu), satya (benar, jujur dan setia), awyawaharika (tidak terikat pada duniawi) dan asteya (tidak mencuri atau merampas hak orang lain).

Paham radikalisme sangat bertentangan dengan ajaran Hindu. Hindu menekankan Ahimsa Karma dalam melakukan/mencapai tujuan dan mengunakan dengan benar anggota badan ini. Seperti Sloka ini, "Engkau Tidak Boleh Menggunakan Tubuh Yang Diberikan Tuhan Untuk Membunuh Mahluk Tuhan, Apakah Mereka Manusia,Binatang Atau Apapun."(Yajur Veda Samhita 12.32). Doktrin ahimsa didasarkan pada doktrin agama hindu "vasudaiva kutumbakam" atau semua jenis kehidupan sebagai satu keluarga. Ini berarti bahwa BRAHMAN, Tuhan yang meresap pada semua mahluk, yang menyatu pada semua mahluk hidup, apakah manusia, binatang, atau serangga. Semua perbuatan, pemikiran kata-kata yang menyakiti mahluk hidup adalah sebuah dosa bagi semua mahluk ciptaan, termasuk pendosa itu sendiri. Kitab Hindu (seperti Rg Veda 10.37.11, Atharva Veda 19.48.5 dan 10.191.4, Devikalottara agama dan Sandilya Upanisad) menyatakan bahwa tidak boleh melukai mahluk hidup.

Dalam Sarasamuscaya sloka 141 sebagai berikut:

Jika ada orang yang tidak pernah melakukan perbuatan yang mencelakakan makhluk lain, tidak menipu, tidak membunuh, dan hanya hal-hal yang menyenangkan yang diperbuatnya selalu terhadap semua makhluk, maka ialah yang mendapat kebahagiaan tertinggi

Itulah pahala yang didapatkan apabila seseorang tidak melakukan perbuatan yang dapat menimbulkan kesengsaraan dan menyakiti orang lain. Orang tersebut dapat mengantarkan atmanya untuk mencapai kebahagiaan tertinggi yaitu terlepasnya atman dari  ikatan duniawi (Panca Maya Kosa) dan bersatunya atman dengan Brahman (Moksa).

Sloka Sarasamuscaya 142.

Pahalanya orang yang tidak membunuh-bunuh (menyakiti) di dunia ini ialah bahwa segala yang diingini, semua yang ditujunya, segala yang dipikirkannya, dengan mudah tanpa penderitaan pasti tercapai olehnya”.

Seseorang yang tidak pernah melakukan perbuatan yang menyakiti dan menimbulkan kesengsaraan orang lain, maka orang tersebut pada kehidupan sekarang ataupun yang akan datang, kecil kemungkinan untuk ia disakiti oleh orang lain kecuali jika ia masih mempunyai bekas-bekas karmawasana di kehidupan terdahulu. Selain itu, pahala orang yang tidak suka menyakiti makhluk lain yaitu tujuan atau keinginan yang ingin dicapainya akan lebih mudah diperolehnya seperti yang disebutkan dalam sloka di atas.

Radikalisme atau Himsa Karma sangat berbahaya baik bagi diri sendiri, orang lain maupun berbangasa dan bernegara, oleh karena itu mari kita jauhkan diri dari paham radikalisme untuk kebahagiaan dan keharmonisan hidup ini. Setiap orang berhak menginginkan perubahan, tetapi tempuhlah jalan menuju perubahan itu harus sesuai dengan peratuaran bangsa dan agama. Kembali keajaran dharma seperti dicantumkan dalam kitab suci agama Hindu. Sehingga apapun yang menjadi tujuan hidup hendaknya harus berlandaskan dharma.

Om Santi Santi Santi Om.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar