Semoga selalu sehat
dan lindungan Tuhan.
Berpikir yang baik, berkata yang baik dan berbuat yang baik
merupakan bagian dari Tri Kaya Parisuda. Ajaran etika ini merupakan ajaran yang
sangat sederhana, namun secara tidak sengaja banyak orang yang susah dan sulit
melaksanakan ajaran ini. Dari tiga bagian Tri Kaya Parisuda, berkata manjadi
bagian yang sangat penting, karena dengan berkata orang bisa menjadi mulya dan
juga menjadi menderita. Tutur kata yang baik atau orang yang pintar berbicara
positif akan membawa orang tersebut menjadi mulya, tetapi apabila orang
sembarangan berkata, mengeluarkan kata-kata yang tidak baik, maka malapetaka dan
deritalah yang akan didapat. Oleh karena itu hindarilah perkataan yang tidak baik.
Dalam kitab Slokantara 60.39 perkataan itu akan menjadi
larangan jika:
“Caci makian, bualan
kosong, janji-janji palsu, dan nafsu yang tak kenal batas, semua ini harus
dihindari oleh orang yang bijaksana. Karena bahaya jika dilakukan”
Sloka di atas mengajak supaya kita selalu hati-hati dan
memilah dalam berkata, kata-kata itu sangat berbahaya karena kata-kata
melukiskan kepribadian seseorang, bagaimana cara berbicara orang itu akan
diketahui apakah orang itu baik atau tidak. Oleh karena itu, selalu
berhati-hatilah dalam berkata, ada pepatah mengatakan, Lidahmu, harimaumu, memotong kepalamu artinya, setiap perkataan
yang tidak baik baik disadari atau tidak akan membuat orang yang mendengarkan menjadi tersinggung bahkan menjadi terluka hatinya. Bisa dibayangkan bagaimana jadinya
jika orang tersinggung dan terluka hatinya, maka bahaya yang akan didapat.
Dalam kitab Nitisastra (V.3) dikatakan:
“Karena kata-kata
engka mendapat kebahagian, karena kata-kata engkau menemui ajalmu, karena
kata-kata engkau menderita nestapa dan karena kata-kata engkau mendapat kawan”
Jelas sekali, dengan kata-kata kita bisa menjadi baik dan
maju, dengan kata-kata pula kita menjadi hancur. Tantangan kita adalah
bagaimana kita bisa selalu berkata yang baik dalam situasi apapun, sehingga
kata-kata kita menjadi penyejuk hati untuk orang yang mendengarkan perkataan
kita. Walaupun sederhana, tetapi juga harus diperhatikan bahwa dalam berkata
kita harus mengutamakan aspek etika harus diterapkan, supaya dari kata-kata
kita mendapatkan kawan dan kebahagiaan. Contoh: Putu Putrayasa, menulis buku
berjudul “Kaya modal Ngobrol” artinya kita harus bisa mengolah dan mengatur
perkataan supaya kata-kata yang keluar dari mulut kita bisa menjadi anugerah.
Jadi, mari kita selalu kendalikan dan kelola perkataan kita,
berkata adalah hal yang pasti kita lakukan setiap harinya, kita harusnya mencotoh
Bapak Putu Putrayasa yang bisa bahagia dengan modal Ngobrol. Kendalikan hawa
nafsu dan selalu bersyukurlah, karena dengan demikian kita telah meletakan
pondasi untuk menghasilkan perkataan yang menjadi perbuatan baik yang membawa
anugerah. Sederhana memang, tetapi apabila kita fungsikan dan gunakan perkataan
kita kearah yang baik dan membangun, maka kebahagiaan itu akan dapat kita
dapatkan. Lidah lebih tajam daripada pedang, artinya, pergunakanlah ketajaman
itu untuk menebas musuh-musuh yang ada, bukan melukai atau menyakiti seorang
yang bukan musuh. musuh yang dimaksud dalam hal ini adalah Adharma dan Awidya
(Ketidakbenaran dan Ketidaktahuan).
Semoga semua mahluk
hidup berbahagia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar