Gambar: kompasonline.com |
Semoga selalu sehat dan lindungan Tuhan..
Dalam keseharian, kita sering dipertemukan dengan hal-hal
yang menimbulkan pertanyaan dalam hati dikala kita melaksanakan Yadnya. Sudahkan
kita dengan tepat melaksanakan Yadnya? Apa yang menjadi dasar? Tentu jika kita
lihat dari ajaran agama, yang dinamakan Yadnya adalah korban suci yang didasari
dengan tulus iklas tanpa pamrih. Sembahyang merupakan yadnya yang kita lakukan
setiap harinya, 3 kali sehari. Namaun apakah dalam sembahyang kita sudah
dilakukan dengan baik??
Kerinduan umat untuk memuja Tuhan, dapat dilakukan dengan
berbagai macam cara. Di samping itu disebutkan juga ada berbagai macam umat
yang hendak melakukan pemujaan kepada Tuhan. Di antaranya pemujaNya itu, semua
adalah termasuk orang-orang yang baik
hati. orang-orang yang baik hati melakukan pemujaan dengan cara mempelajari dan
mengamalkan ilmu pengetahuan secara baik.
Seperti yang tercantum dalam Sloka Kitab
Suci Bhagawad Gita VII.16
“Ada empat macam orang
yang baik hati memuja padaKu, Wahai Bharatasabha mereka adalah yang sedang sengsara,
yang sedang mengejar ilmu, yang sedang mengejar artha dan orang yang berbudi”
Sloka di atas dapat dimaknai, bahwa berbagai macam orang
yang melakukan pemujaan dengan tujuan masing-masing. Terjadi ketimpangan dari
arti Yadnya itu sendiri dengan kutipan sloka di atas, namun itulah keanggungan
dan kemulyaan Tuhan, walaupun kita tidak secara verbal mengungkapan apa yang
menjadi maksud kita, Tuhan telah mengetahui sebelumnya. Sehingga walaupun kita
datang dengan keadaan apapun kita tetap diterima dan menjadi pemuja yang baik
hati.
Orang yang sedang sengsara merupakan orang yang dalam
kondisi kurang baik, butuh bantuan dan dibendung kebingungan. Kenapa bisa
terjadi demikian? Tentu karena berbagai macam permasalahan hidup yang dihadapi
yang tak kunjung henti. Pada saat inilah orang tersebut memohon petunjuk dari
Tuhan untuk tegar menyelesaikan masalah hidup. Sehingga kita temukan orang yang
sedang memuja mengadu dengan Tuhan hingga menangis atau dengan wajah yang
terlihat menanggung beban yang berat.
Orang yang sedang Mengejar Ilmu merupakan orang yang sedang bersekolah,
dalam keseharian contohnya di Pura, sering kita bertemu sesama mahasiswa atau
siswa yang sedang melakukan pemujaan pada saat akan menghadapi ujian sekolah
atau kampus. Jika kita lihat secara mendalam, bukan karena mereka ingin
mendapatkan hasil yang baik, tapi bagaimana orang tersebut memohon restu kepada
Tuhan supaya ujian dapat dilalui sengan baik. Sehingga pada saat musim ujian
datang banyak mahasiswa/siswa yang datang kepura untuk bersembahyang.
Orang yang sedang mengejar Harta, merupakan orang yang
melakukan pemujaan memohon supaya dalam setiap pekerjaan dapat dilalui dan
diselesaikan dengan baik. Yang menjadi pengusaha, memohon supaya usaha dapat
berjalan dan sukses dan yang sedang mencari pekerjaan memohon supaya mendapat
pekerjaan yang baik. Jika ini dilakukan dengan tujuan untuk mensejahterakan
keluarga dan untuk berderma tentu inilah yang seharusnya menjadi tujuan. Tetapi
jika ini dilakukan untuk memperkaya diri dan gila akan harta, maka
hati-hatilah, karena menjadi orang yang seperti ini adalah sangat berbahaya.
Orang yang berbudi, inilah orang yang paling utama dalam
melakukan tujuan, orang yang berbudi datang untuk memuja murni karena kecintaan
dan rasa syukur kepada Tuhan. Orang yang jenis inilah yang merupakan Satwika
Bakti. Satwika Bhakti merupakan pemujaan yang paling utama, selain kecintaan
dan rasa syukur yang menjadi dasar, orang tersebut juga tidak lupa mendoakan
orang lain atau alam semesta supaya kedamain dan kesajahteran hadir dalam dunia
ini. Bukan dalam arti orang yang seperti ini tidak memiliki masalah, butuh ilmu
dan butuh artha tetapi mereka secara sadar dapat menyikapi hidup dan bagaimana
hakekat hidup sebenarnya. Semoga kita selalu dituntun untuk menjadi pemuja yang
berbudi.
Tidak ada yadnya yang tidak baik, tetapi bagaiman dasar
ketulusan hati, proses dan cara yang kita lakukan itulah yang menjadi nilai
utama dalam beryadnya. Sehingga dalam setiap proses dan cara kita harus selalu
berpatokan tatwa dan mengamalkan Ilmu Pengetahuan. Sehingga dengan demikian
Yadnya yang kita lakukan menjadi suatu yadnya yang utama, yaitu Satwika Yadnya.
Semoga semua mahluk hidup
berbahagia..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar