Semoga kita selalu dalam lindungan Tuhan..
Saya menjadi termotivasi menulis setelah melihat kenyataan
yang terjadi setiap persembahyangan Purnama dan Tilem di Pura Jagadnatha
Banguntopo, bagaimana sebagian orang dengan mudahnya dan pede yang seolah-olah
seperti orang yang paling penting dan super sibuk sehingga orang-orang tersebut
terkesan tidak sempat mengikuti persembahyangan secara bersama yang dipimpin
oleh Pinadita/Wasi. Tahukah mereka jika pada saat seperti itu ketidak-beruntungan
yang sangat besar yang sebenarnya telah mereka lakukan/dapat?? Namun sebelum
kita bahas itu, mari kita memahami apa itu, Purnama, Tilem, sembahyang bersama
dan sembahyang sendiri.
Purnama merupakan Hari suci umat Hindu yang datang setiap
29/30 hari sekali, bulan purnama merupakan bulan sempurna. Pada saat Purnama, Sang
Hyang Candra melakukan meditasi, pada saat itulah Ida Sang Hyang Widi
menurunkan kesucian dan Anugerah yang luar biasa bagi pemujanya. Hendaknya pada
saat Purnama umat bersama-sama melakukan persembahyangan dan mengikuti
rangkaian Upacara guna memohon Kesucian dan Anugerah sehingga dapat terciptanya
keharmonisan.
Tilem merupakan Hari suci Umat Hindu yang datang setiap
29/30 hari sekali, Tilem merupakan bulan mati atau gelap. Pada saat Tilem, Sang
Hyang Surya melakukan meditasi, sehingga pada saat ini merupakan moment yang
baik untuk melakukan sembahyang secara bersama untuk intropeksi diri, melebur
mala dalam diri dan memohon keselamatan kepada Ida Sang Hyang Widi.
Sembahyang bersama merupakan sembahyang secara bersama-sama,
banyak orang yang dipimpin oleh Pinandita, dengan sembahyang secara
bersama-sama, dapat memberikan Vibrasi energi positif dan kekuatan spiritual
yang sangat dasyat. Karena ketika kita mengucapkan kata Om secara bersamaan,
maka Vibrasinya membuat Semesta ini memberikan Anugerah yang luar biasa kepada
kita semua, dan secara tidak langsung kita telah saling mendoakan antara satu
dan yang lainnya, sehingga keharmonisan dan kebahagiaan dapat tercipta dalam
diri.
Sembahyang Sendiri adalah sembahyang yang dilakukan secara
individu, tidak mengikuti rangkaian upacara yang dipimpin oleh Pinandita. Sungguh
malang sekali orang atau keluarga
tersebut apabila tidak sempat melakukan persembahyangan yang dipimpin oleh Pinandita.
Selain mereka tidak mendapatkan Vibrasi positif yang kuat, mereka juga tidak
akan mendapatkan keharmonisan dan kebahagian dari orang lain. Dan parahnya lagi
adalah persembahyangan Purnama dan Tilem mereka tidak ada bedanya dengan mereka
melakukan persembahyangan sehari-hari dikarenakan Rangkaian upacara dan permohonan
Tirta Wangsupada (Tirta Penuh Anugerah dan Doa) belum dilaksanakan oleh
Pemangku/Pinandita/Wasi.
Para pendahulu kita membangun Pura tujuan yang pailing utama
adalah bagaimana kita berkumpul, bersama-sama melakukan pemujaan dan
berinteraksi sosial dengan yang lainnya. Terutama dalam Purnama dan Tilem
sangat penting, kenapa penting? dalam kitab Sundarigama dijelaskan:
“Ada hari-hari utama
penyenggaraan upacara persembahyangan sejak dulu sangat tinggi nilai
keutamaannya yaitu Hari Purnama dan Tilem. Pada hari Purnama, bertepatan dengan
Sang Hyang Candra beryoga dan pada hari Tilem Sang Hyang Surya beryoga memohon
keselamatan kepada Hyang Widi. Pada hari suci demikian itu, seyogyanya kita
para Rohaniawan dan semua umat manusia menyucikan diri lahir dan batin dengan
melakukan upacara persembahyangan dan menghaturkan Yadnya kepada Hyang Widi”
Sangat jelas, dan teramat jelas ditulis di Kitab Hindu,
bahwa kita wajib melaksnakan Persembahyangan Purnama dan Tilem. oleh karena intu, kita wajib melaksanakan sembahyang Purnama dan Tilem.
Kemudian pertanyaan
nya adalah, apakah wajib pula kita melaksanakan persembahyangan secara
bersama-sama dan mengikuti rangkaian upacara yang dipimpin oleh Pinandita? Ya,
dan sangat Wajib!!
1. Pada saat kita melakukan pesembahyangan secara
bersama-sama dan mengikuti rangkaian, banyak anugerah yang kita dapat. Dalam rangkaian
upacara yang dilakukan secara teratur, pada saat Pinandita mengaturkan Yadnya
suara mantra, genta dan kidung yang mengiringi sebagai penghantar kita
melakukan Sujud Bhakti kehadapan Hyang Widi dan memberikan kedamian, kesejukan
hati kepada kita. Pada saat itu, Tirta Wangsupada dimohon dan Hyang Widi
menurunkan anugerah dan kebahagiaan kepada umatnya. Inilah yang menjadi
Keistimewaan melakukan pesembahyangan yang dipimpin oleh Pinandita. Selain itu,
pada saat pembacaan Sloka dan Dharma Wacana dapat memberikan kita pengetahuan
dan pemahaman yang mendalam dalam beragama.
2. Dalam kitab Reg Weda X.191.3
“Berkumpulah
bersama, berpikir ke arah satu tujuan yang sama, seperti yang telah AKU
gariskan. Samakan hatimu dan satukan pikiran, agar engkau dapat mencapai
tujuann hidup bersama dan bahagia”
Tidak dapat disangsikan lagi, segala sesuatu
yang dilakukan secara bersama merupakan hal yang lebih baik, ketika kita
menyatukan tujuan, maka kita mudah untuk mencapai keharmonisan dan
kesejahteraan bersama. Terutama dalam melakukann Ritual. Oleh karena itu, mari
kita selalu berjalan bersama dan langkahkan kaki seiring.
Kita lahir sebagai manusia merupakan anugerah yang utama,
pergunakannlah kelahiran ini untuk mengumpulkan pundi-pundi kebaikkan dan
berbagi kepada sesama. Persembahyangan secara bersama-sama secara tidak
langsung telah mendoakan seluruh isi alam semesta dan memnciptakan keharmonisan
bagi diri, orang lain dan alam semesta. persembahyangan Purnama dan Tilem bukan
hanya hubungan kita dengan Tuhan, tetapi juga yang tak kalah pentingnya adalah
hubungan kita dengan orang lain dan lingkungan dapat terjalin dan harmonis.
Well, sempatkan waktu kita untuk hari yang sangat mulya dan
istimewa Purnama dan Tilem untuk sembahyang bersama-sama. Jadikan moment itu
menjadi bagian yang terpenting dalam melakukan pemujaan kepada Hyang Widi dan
jalin interaksi sosial dengan masyarakat dan umat sehingga kita dapat saling
Asah, Asih dan Asuh sehingga Wasudaiwaya
Kutumbhakam, Tat Twam Asih dan Hita Karana
dapat kita Aplikasikan.
Semoga semua Mahluk Berbahagia.. Santi....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar