Sejarah merupakan peristiwa yang telah terjadi yang
memberikan suatu kesan atau peninggalan yang sangat penting bagi manusia. Segala
asal-usul yang ada akan dibuktikan kebenarannya oleh sejarah. Demikian pula
kita sebagai manusia, apabila kita lupa dengan sejarah, maka sudah dipastikan
kita akan kehilangan Jatidiri. Sehingga membuat kita berjalan tanpa arah yang
jelas. Dalam berbangsa, hendaknya selalu ingat akan sejarah, karena bangsa yang
besar adalah bangsa yang tidak melupakan sejarahnya. Oleh karena itu, sampai
sekarang pelajaran sejarah masuk di deretan penting dalam kurikulum pendidikan.
Sejarah perkembangan Agama Hindu memiliki cerita yang tak
pernah bosan kita bahas. Sehingga sejarah Hindu semakin dipelajari, akan
membuat kita semakin paham bagaimana asal-usul kita yang sebenarnya. Agama Hindu
adalah agama yang paling Tua, sehingga setiap peninggalan sejarah Agung, pasti
ada campur tangan penganut Hindu. Di Hindu sendiri ada 3 Zaman yang terjadi,
yang pertama Zaman Weda Kuno, Zaman Brahmana dan Zaman Upanisad.
Zaman Weda Kuno.
Datangnya bangsa Arya sekitar 2500 tahun sebelum masehi ke
India, memberikan warna tersendiri karena Bangsa Arya tergolong sebagai
pengembara yang cerdas, terampil dan tangguh. Zaman Weda Kuno menjadi momen
penulisan Veda suci yang pertama yaitu Reg Veda. Kehidupan manusia zaman ini
tercantum pada ajaran-ajaranVeda Samitha, yang lebih banyak menekankan pada
pembacaan Ayat-Ayat Veda secara Oral dengan cara menyanyikan dan mendengarkan
secara berkelompok. Zaman ini juga dikenal dengan zaman Weda Sruti.
Zaman Brahmana.
Pada Zaman Brahmanan ditandai munculnya Kitab Brahmana yang
bagian dari Weda Sruti yang disebut dengan Karma Kanda. Perkembangan Agama Hindu pada zaman ini
merupakan peralihan dari zaman Weda Samitha ke Zaman Weda Brahmanan. Kedudukan kaum Brahmana pada zaman ini
mendapatkan perlindungan yang sangat baik. Hal ini terlihat pada masa
pemerintahan dinsti Candragupta Maurya di kerajaan Magadha berkat bantuan
Brahmana Canakya (Kautilya). Pada zaman ini pula timbul perubahan suasana yang
bercirikan:
- Korban/Yadnya mendapatkan perhatian khusus
- Para pendeta menjadi golongan yang sangat dihormati dan dipatuhi
- Munculnya kelompok masyarakat dengan berbagai jenis Pasraman
- Dewa-Dewa menjadi berkembang fungsinya
- Timbul kitab-kitab Sutra
Zaman Upanisad.
Sesuai dengan nama Zamannya, kehidupan manusia pada zaman
ini bersumber dari ajaran-ajaran kitab Upanisad yang juga tergolong Weda Sruti
yang dijelaskan secara filosofis. Konsep keyakinan ajaran-ajaran Panca Srada
dan Catur Purusa Artha diformulasikan lebih jelas. Upanisad yang dikenal dengan
pertemuan antara guru dan murid yang mana dalam pertemuan itu menceritakan
wejangan-wejangan suci yang bersifat rahasia yang dilaksanakan di Pasraman
secara terbatas sehingga Kira Upanisad disebut dengan Aranyaka. Ada 108 jumlah kitab Upanisad dan tiap Weda
Samitha mempunya Upanisad tersendiri. Tutunan pada zaman ini diarahkan untuk
meninggalkan ikatan keduniawian dan kembali ke asal sebagai tujuan akhir yaitu
mnyatu dengan sang Bharman. Dengan sistem hidup kerohanian seperti itu kemusian
menimbulkan menimbulkan berbagai aliran Filsafat yang disebut dengan Sad
Darsana.
Referensi:
Tim Penyusun, 1997, Buku Pendidikan Agama
Hindu Untuk Perguruan Tinggi, Hanuman Sakti, Jakarta
PHDI Pusat, 2013, Swastikarana
Pedoman Ajaran Hindu Dharma PHDI, PT. Mahabakti, Jakarta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar