Hindu paling
anti dengan Radikalisme!!
Om Swastyastu...
Dalam kehidupan berbangasa dan bernegara ada kelompok,
partai politik, golongan yang menginginkan suatu perubahan untuk bangsa. Perubahan
itu diinginkan tentu karena ada ketidakpuasan terhadap kepemimpinan. Tetapi dalam
Dalam konteks berbangsa dan bernegara pergerakan menuju perubahan harus
benar-benar diperhatikan supaya perubahan itu berhasil baik dan bisa diterima
oleh golongan apapun. Jangan sampai pergerakan ini menjadi paksaan kepada
golongan atau tidak benar dilakukan sehingga menimbulkan keresahan dan ketidaknyamanan,
apalagi sampai menimbulkan korban jiwa, ini sungguh tidak dibenarkan baik dalam
berbangsa maupun beragama. Keinginan perubahan dengan jalan paksaan dan
kekerasan biasa disebut Radikalisme.
Radikalisme adalah paham atau ideologi yang
menuntut perubahan dan pembaruan sistem sosial dan politik dengan cara
kekerasan. Secara bahasa kata Radikalisme berasal dari bahasa Latin, yaitu kata
“radix” yang artinya akar. Ensensi dari radikalisme adalah sikap jiwa dalam
mengusung perubahan. Tuntutan perubahan oleh kaum yang menganut paham ini
adalah perubahan drastis yang jauh berbeda dari sistem yang sedang berlaku.
Dalam mencapai tujuannya, mereka sering menggunakan kekerasan. Radikalisme
sering dikaitkan dengan terorisme, karena mereka akan melakukan apa saja untuk
menghabisi musuhnya. Radikalisme sering dikaitkan dengan gerakan
kelompok-kelompok ekstrim dalam suatu agama tertentu.
Hindu jelas melarang umatnya menganut paham
radikalisme/Himsa Karma. Hindu mengajarkan umatnya untuk selalu menjalin
hubungan yang baik dengan siapapun. Tidak hanya dengan Manusia, tetapi juga
diwajibkan untuk menjalin hubungan yang baik dengan lingkungan sekitar. Dalam
mewujudkan hubungan yang baik, umat Hindu senantiasa menjalankan falsafah wasudaiwa kutumbhakam dan tat twam asih, dengan falsafah inilah
umat hindu selalu berpikir pajang dalam jika ingin melakukan kekerasan terhada
orang lain. Dalam ajaran Hindu, dalam mencapai keinginan umat Hindu harus
mengedepankan lima macam disiplin yaitu yang disebut dengan Panca Yama Brata. Yang pertama adalah Ahimsa (tidak menyakiti), Brahmacari (menuntut ilmu), satya (benar, jujur dan setia), awyawaharika (tidak terikat pada
duniawi) dan asteya (tidak mencuri
atau merampas hak orang lain).
Paham radikalisme sangat bertentangan dengan
ajaran Hindu. Hindu menekankan Ahimsa Karma
dalam melakukan/mencapai tujuan dan mengunakan dengan benar anggota badan ini. Seperti
Sloka ini, "Engkau Tidak Boleh Menggunakan Tubuh Yang Diberikan Tuhan
Untuk Membunuh Mahluk Tuhan, Apakah Mereka Manusia,Binatang Atau Apapun."(Yajur Veda Samhita 12.32). Doktrin ahimsa didasarkan pada doktrin agama
hindu "vasudaiva kutumbakam"
atau semua jenis kehidupan sebagai satu keluarga. Ini berarti bahwa BRAHMAN,
Tuhan yang meresap pada semua mahluk, yang menyatu pada semua mahluk hidup, apakah
manusia, binatang, atau serangga. Semua perbuatan, pemikiran kata-kata yang
menyakiti mahluk hidup adalah sebuah dosa bagi semua mahluk ciptaan, termasuk
pendosa itu sendiri. Kitab Hindu (seperti Rg Veda 10.37.11, Atharva Veda
19.48.5 dan 10.191.4, Devikalottara agama dan Sandilya Upanisad) menyatakan
bahwa tidak boleh melukai mahluk hidup.
Dalam Sarasamuscaya sloka 141 sebagai berikut:
“Jika ada orang yang tidak pernah melakukan perbuatan
yang mencelakakan makhluk lain, tidak menipu, tidak membunuh, dan hanya hal-hal
yang menyenangkan yang diperbuatnya selalu terhadap semua makhluk, maka ialah
yang mendapat kebahagiaan tertinggi”
Itulah pahala yang
didapatkan apabila seseorang tidak melakukan perbuatan yang dapat menimbulkan
kesengsaraan dan menyakiti orang lain. Orang tersebut dapat mengantarkan
atmanya untuk mencapai kebahagiaan tertinggi yaitu terlepasnya atman dari ikatan
duniawi (Panca Maya Kosa) dan bersatunya atman dengan Brahman (Moksa).
Sloka
Sarasamuscaya 142.
“Pahalanya orang yang tidak membunuh-bunuh (menyakiti)
di dunia ini ialah bahwa segala yang diingini, semua yang ditujunya, segala
yang dipikirkannya, dengan mudah tanpa penderitaan pasti tercapai olehnya”.
Seseorang yang tidak
pernah melakukan perbuatan yang menyakiti dan menimbulkan kesengsaraan orang
lain, maka orang tersebut pada kehidupan sekarang ataupun yang akan datang,
kecil kemungkinan untuk ia disakiti oleh orang lain kecuali jika ia masih
mempunyai bekas-bekas karmawasana di kehidupan terdahulu. Selain itu, pahala
orang yang tidak suka menyakiti makhluk lain yaitu tujuan atau keinginan yang ingin
dicapainya akan lebih mudah diperolehnya seperti yang disebutkan dalam sloka
di atas.
Radikalisme atau Himsa Karma sangat berbahaya
baik bagi diri sendiri, orang lain maupun berbangasa dan bernegara, oleh karena
itu mari kita jauhkan diri dari paham radikalisme untuk kebahagiaan dan
keharmonisan hidup ini. Setiap orang berhak menginginkan perubahan, tetapi
tempuhlah jalan menuju perubahan itu harus sesuai dengan peratuaran bangsa dan
agama. Kembali keajaran dharma seperti dicantumkan dalam kitab suci agama Hindu.
Sehingga apapun yang menjadi tujuan hidup hendaknya harus berlandaskan dharma.
Om Santi Santi Santi Om.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar